Pagi ini, Malik, Kemal dan Sandi sedang berdiam di depan ruangan mereka. Mereka baru saja selesai mengaji di mushola.
Kemal membahas soal rencana perpindahan santri dan santriwati ke pondok lain satu minggu lagi. Dia terlihat tak ingin berpisah dengan Sandi dan Malik yang sudah 4 tahun bersama-sama di pondok pesantren ini.
Namun Malik berusaha meyakinkan Kemal kalau ini mungkin yang terbaik untuk semua.
"Lo tenang aja. Kan kita dipindah bareng-bareng, jadi ya nggak akan pisah." ucap Malik.
Tak lama kemudian, Malik teralihkan fokusnya. Dia melihat garis merah di dekat ruangan santri area depan. Tanpa pikip panjang, dia perlahan berjalan mendekat ke ruangan itu sembari terus mengamati garis merah itu dengan sangat serius.
Sandi dan Kemal melihat Malik. Mereka mengikuti temannya itu.
"Malik, ngapain kesini?" tanya Kemal.
Malik memberitahu Kemal dan Sandi soal garis merah yang pernah dia lihat itu.
"Gue pernah lihat ini di hutan." Malik mengingat dengan jelas.
Sandi dan Kemal yang tidak tau maksud Malik, terlihat bingung.
"Gue harus kasih tau ustadz Rohim..." Malik bergegas menemui ustadz Rohim dengan wajah ketakutan.
Tak lama kemudian, seorang santri berlari keluar dari kamarnya dengan wajah ketakutan. Seakan ada sesuatu yang mengejarnya.
Malik sempat terdiam melihat hal ini. Lalu dia mempercepat larinya menuju ruangan ustadz Rohim.
Sementara Sandi dan Kemal berusaha menenangkan santri yang ketakutan itu.
Sesampainya diruangan ustadz Rohim, Malik menggedor-gedor pintu ustadz Rohim.
Ustadz Rohim keluar.
Dengan nafas terengah-engah, Malik coba menjelaskan soal harus merah ke ustadz Rohim.
Lanjut dia juga menjelaskan tentang bayangan hitam yang pernah dia lihat sebelumnya di hutan.
"Malik, kamu tenang dulu. Jelaskan pelan-pelan, ada apa?" Ustadz Rohim masih belum mengerti maksud Malik.
Malik mencoba tenang dan memberitahu ustadz Rohim dengan perlahan.
Setelah itu, ustadz Rohim terkejut dengan ucapan Malik. Namun ustadz Rohim tentu tidak percaya begitu saja.
Malik coba terus meyakinkan ustadz Rohim.
Akhirnya, mereka berdua pergi menuju ruangan santri area depan.