Garis Terdepan

Rini Lakmita Dewi
Chapter #4

Pemeran Baru

Aku menatap diriku lagi dikaca mobilku sebelum Aku masuk kedalam kantorku, Aku memastikan penampilanku sekali lagi, hari ini Aku menggunakan blouse berwarna merah dan rok hitam, anggap saja ini melukiskan suasana hatiku yang sedang membara untuk pergi kekantor dan bertemu Pak Mike.

Aku datang lebih awal 15 menit dari jam kantor, jadi kantor masih belum terlalu ramai, sebenarnya disini tidak apa - apa jika karyawan datang terlambat, tapi karena Aku masih anak baru, Aku merasa tidak enak jika datang terlambat, nanti - nanti mungkin akan Aku lakukan.

Kania saja belum datang, teamku yang lain yang namanya belum ku hafal juga belum ada yang datang, Aku menoleh untuk mengintip si ganteng Mike, ternyata dia sudah datang, Ia bahkan sudah sibuk didepan laptopnya.

"Kania".

Astaga, Aku hampir mengigit lidahku karena kaget.

"Kania belum datang ya?". Itu Mike, Dia memegang maps biru ditangan kananya, sepertinya untuk Kania.

"Belum sih Pak".

Dia mengangguk. "Kamu baru sarapan?".

Astaga, Kamu? Tolong Tuhan jaga jantungku supaya tidak copot dari tempatnya.

"Iya Pak, biasanya kadang sambil nyetir saya curi - curi buat sarapan tapi tadi jalanan ngga macet Pak, agak susah".

"Sebentar". Mike berjalan masuk keruangannya, entah Aku tidak tahu apa maksudnya.

Tidak lama Ia datang dengan 1 toples ditangan kanannya dan 1 minuman ditangan kirinya.

"Perut saya kurang enak, ini buat kamu aja ya". Katanya sambil meletakan itu dimejaku tanpa peduli Aku akan menerimanya atau tidak.

"Aduh Pak, ini banyak banget". Itu cookies cokelat yang biasa Ibu beli dan hazelnut milk tea chatime, Aku rasa Pak Mike beli di lobby bawah.

"Cuma cookies aja kamu bilang banyak". Katanya sambil tertawa kecil. "Saya masuk ya, nanti kalo Kania datang tolong bilang Saya cari dia".

"Baik Pak".

Pak Mike masuk keruangannyq, tapi wajah tampannya masih terngiang olehku, lalu ini cookies dan minuman ini, rasanya Aku ingin memberinya formalin agar dapat Aku pajang dimejaku.

"Pagi pagi udah senyum senyum sendiri, kenapa?". Kania datang membuyarkan lamunanku akan wajah tampan Pak Mike.

"Gapapa". Aku pura - pura sibuk agar Kania tidak banyak bertanya.

"Ini enak". Kania meraih toples cookies yang diberikan Pak Mike padaku.

"Jangan, please. Besok Gue beliin ya yang sama persis". Aku menarik paksa toples itu dari tangan Kania.

"Yaelah pelit amat, dari someone ya".

"Dari Pak Mike". Kataku bangga.

Kania mencibirkan bibirnya. "Yealah Dania".

"Eh iya, tadi Pak Mike nanyain Lu tuh, kalo Lu dateng disuruh keruangan dia".

"Oh Okay". Kata Kania sambil mengoleskan lipstik dibibirnya. "Pake lipstik dulu siapa tau dapet cookies".

"Kaniaaa". Aku mencubit lengan Kania sebelum Ia masuk keruangan Pak Mike.

Aku menatap cookies dari Pak Mike, sebelum Aku simpan dilaci mejaku, Aku tidak ingin berbagi dengan siapapun karena ini dari Pak Mike.

***

Aku melihat jam tanganku, ini sudah jam 7 malam dan pekerjaanku belum selesai, sedangkan sudah banyak karyawan yang pulang, mungkin hanya tinggal Aku dan beberapa anak Accounting yang sedang stock opname. Aku sudah mengabari Ibu dan Zidan bahwa Aku akan pulang telat.

Hari ini pekerjaanku banyak sekali, Aku sudah seperti karyawan sungguhan, sibuk didepan komputer sampai melewatkan jam makan siang, Aku hanya menganjal perutku dengan cookies dari Pak Mike yang awalnya tidak ingin Aku makan, tapi karena lapar, terpaksa Aku makan tanpa sisa.

"Lho Dania kamu belum pulang?".

Aku tidak salah, itu suara Pak Mike.

"Saya pikir kamu sudah pulang". Lanjutnya lagi.

Lihat selengkapnya