"Oh".
Itu respon Zidan saat kuceritakan kejadian tadi siang antara Aku dan Mike, Saat ini Zidan sedang tiduran disofa rumahku, Ia membatalkan rencana awalnya untuk cukur rambut, karena tadi sore Ibu memintanya membenarkan atap rumahku yang bocor.
"Dengerin si kalo Gue ngomong". Aku melempar bantal kemuka Zidan yang sedang berusaha tidur.
"Iya didengerin Dania". Zidan merubah posisinya menjadi duduk dan menatapku.
Aku menyenderkan kepalaku dipaha Zidan, Iya posisi dudukku dibawah sofa dan Zidan duduk diatas sofa. Aku memang lebih suka duduk dibawah dari pada disofa karena Aku bisa meluruskan kakiku.
"Terus?".Tanya Zidan sambil memangku wajahnya dipaha sambil menatapku.
"Suruh ngulangin lagi gitu?". Aku menoyor kepala pelan Zidan.
Zidan tertawa. "Bercanda, galak banget".
"Tapi menurut Lu sebagai cowok, dia suka Gue beneran ngga sih Dan?".
"Suka kali, Gue kan bukan Miki ya gatau".
"Mike bukan Miki".
"Iya maksudnya Gue gitu".
"Zidan". Aku naik kesofa, duduk tepat disamping Zidan. "Gue merasa jadi orang paling bahagia hari ini".
"Sama Gue juga".
"Tanya dulu sih kenapa?".
"Udah tau pasti gara gara Miki bilang suka kan?".
Aku tersenyum lebar sambil memeluk Zidan. "Mike tadi gemesin banget".
"Peluknya Miki dong jangan Gue, kan yang ngemesin Miki bukan Gue".
Aku melepas pelukanku pada Zidan. "Abis adanya Elu doang".
"Gue ngga butuh pelukan Dan, Gue butuh dipijet, Ibu ngerjain Gue". Kata Zidan sambil membuka kaosnya menunjukanku badannya yang penuh dengan koyo. "Ini Gue pakein koyo biar enakan".
"Emang genteng mana sih Dan?". Kataku sambil meninju pelan punggung Zidan, biasanya Aku memijat Zidan dengan cara ini.
"Genteng dapur sama genteng kamar Disa, kata Ibu bentar lagi Disa pulang".
"Disa mau pulang?". Tanya ku pada Zidan, kenapa Ibu ngga bilang ke Aku ya. "Kok Ibu ga bilang ke Gue ya".
Zidan menaikan bahunya. "I dont know".
"Besok anter lagi ngga?". Tanya Zidan yang sudah bangkit dari duduknya, Ia kini sedang menyantap puding buatan Ibuku sambil berdiri.
"Ngga, Gue dianter Mike".
"Okay deh". Kata Zidan sambil mengangguk. "Gue pulang ya Dan, udah mau jam 10".
Aku mengangguk. Aku bangkit dari dudukku untuk merapikan barang - barang Zidan untuk dimasukan ke tasnya, karena jika tidak begitu pasti ada saja barang Zidan yang tertinggal, pernah kabel charger, dompet bahkan handphone pun pernah tertinggal.
"Tidur ngga usah nungguin Gue". Kata Zidan sambil memakai sepatunya. "Biar besok bisa dandan, kan mau dijemput Miki". Lanjutnya.
Aku mengangguk.
"Salam sama Ibu, anak bujangnya pulang dulu". Kata Zidan sebelum masuk kemobilnya.
"Iya Zidan, Take care ya".
"Pasti, bye Dania. Have a nice dream later ya. ngga usah nungguin Gue".
"Iya bawel".
***
Pagi ini Aku tidak tidur lagi setelah sholat subuh, memang sejak semalam Aku susah tidur, lebih tepatnya dada ku terlalu bergemuruh tidak sabar menunggu pagi ini, menunggu Mike datang menjemputku.
Jam masih menunjukan pukul 6.10, tapi Aku sudah rapi dan bisa duduk manis dimeja makan, biasanya Aku selalu tidak sempat sarapan karena buru - buru supaya tidak terjebak macet.
"Tumben anak Ibu udah rapi?". Kata Ibu yang sedang menyiapkan bekal untuk Aku sarapan.
"Aku sarapan dirumah aja Bu".
"Dijemput Zidan lagi?". Tanya Ibu sambil berjalan kearahku dengan kotak makan ditangannya.
Aku menggeleng sambil membuka kotak makan yang disiapkan Ibu untuk sarapan."Bukan Bu, dijemput calon mantu Ibu". Kataku sambil mengunyah sandwich cokelat buatan Ibu.
"Siapa itu?". Kata Ibu sambil tersenyum mengodaku. "Bukannya calon mantu Ibu itu Zidan ya".
"Ah Ibu, ini Mike Bu namanya".
Ibu menggangguk mengiyakan ucapanku. “si Zidan punya saingan”. Gumam Ibu.
“ah Ibu”. Aku memeluk Ibu.
Layar handphoneku menyala, itu notif dari Mike yang mengabariku bahwa Ia sudah sampai didepan rumahku.
"Ibu calon mantu udah sampe, Aku berangkat ya". Aku menyodorkan tanganku untuk pamit dengan Ibu.
"Ngga diajak masuk dulu?". Tanya Ibu sambil menyambut tanganku.
"Udah siang Bu".
"Yaudah Ibu keluar deh, calon mantu harus disambut".
Ibu membuka celemek yang dipakainya, Aku dan Ibu berjalan keluar bersamaan, memang Ibu selalu mengantarku sampai kedepan rumah setiap Aku mau berangkat kerja. Apalagi jika Zidan datang menjemput, Ibu pasti menunggu sampai mobil Zidan pergi.
Mike sudah berdiri didepan mobilnya, Ia berjalan menghampiriku dengan hati - hati, lebih tepatnya sih berjalan menghampiri Ibuku, Aku tahu dia berusaha mencipatakan first impression yang baik dimata Ibuku.
"Tante". Katanya sambil menggukan kepalanya sopan.
"Siapa ini? Kata Dania, kamu calon menantu Ibu ya".
Astaga Ibu, kenapa bicara seperti itu. Mike sontak menatapku sambil tersenyum jail.
"Ibu bercanda kok Mike". Kataku berbohong agar Mike tidak berpikiran macam - macam.
"Saya Mike Tante". Katanya sambil tersenyum. "Tapi saya juga calon suami Dania". Lanjutnya dengan tatapan mengoda kearahku.