Garis Terdepan

Rini Lakmita Dewi
Chapter #10

Mantan yang baik hati

Ini meeting kedua ku dengan Alita, kali ini Alita yang datang kekantorku. Tapi Mike lagi - lagi tidak bisa ikut karena Tante Olive mendadak sakit sehingga Mike ijin pulang saat makan siang tadi, sialnya lagi Kania juga tidak masuk karena sedang diare. Tapi untungnya ada Beni dan Tiara mau menemaniku meeting dengan Alita, meskipun dengan embel - embel traktir kopi

Alita lain hari ini, penampilannya tidak sepeminim kemarin. Ia memakai blouse tanpa lengan dan celana jeans dengan robek dilutut serta sneaker putih. Hampir mirip caraku berpakaian tapi kenapa jika Alita terlihat sangat menarik.

"Santai aja ya Mba Alita, engga usah kaku kaya kanebo, kita kita ini". Kata Beni memulai meeting hari ini.

Alita terseyum sambil menganggukan kepalanya. "Iya Mas Beni".

"Jadi gini, kita ada sekitar 9 item yang akan Mba Alita pakai untuk pemotretan nanti. Jadi estimasi waktu kita sekitar 3 sampai 4 jam untuk sesi pemotretannya Mba, itu juga dikantor kita kok". Jelas Tiara.

"Iya". Alita mengangguk seakan menjelaskan bahwa Ia paham dengan ucapan Tiara.

"Nanti orang kita akan jemput Mba Alita pas hari H". Tambahku menjelaskan.

"Oh okay". Alita lagi - lagi menganggukan kepalanya pelan, benar - benar anggun.

"rencananya kalo engga ada perubahan, kita juga akan ada pemotretan untuk product laki - laki tapi untuk modelnya sih kita belum tahu, karena kita punya beberapa kandidat untuk dipertimbangkan. Nanti kalo udah okay, kita akan info Mba Alita". Lanjutku.

"Kandidatnya siapa ya Mba?".

"Kita pakai dari luar sih Mba, ini fotonya". Tiara menyodorkan foto - foto kandidat model untuk pakaian pria.

Alita tidak bicara apa - apa, Ia hanya mengangguk dan mengembalikan foto tersebut kepada Tiara.

"untuk pembayaran sisanya kita akan bayarkan setelah semuanya selesai ya Mba". Tambah Beni.

"Iya nanti bisa sama sica kalo soal itu Mba Dania". Sica yang dimaksud oleh Alita itu assistennya, yang Aku juga tidak mengerti kenapa Ia tidak ikut menemani Alita.

"paling itu ajasih Mba Alita". Kata Beni yang tahu kode yang Aku berikan untuk mengakhiri meeting hari ini. "Kalo ada keberatan boleh disampaikan Mba, supaya kita bisa koreksi".

"Aku sih udah okay sama semua brief yang dijelasin, untuk segi product juga aku engga masalah, amanlah Mas Beni".

"Okay kalo gitu, hari ini kita cukup sampe sini ya Mba Alita, nanti kalo ada update kita akan kontak Mba Alita". Kataku menambahkan ucapan Beni.

"Okay, Terima kasih Mba Dania, Mba Tiara sama Mas Beni". Alita bangkit dari duduknya dan menyalami kami bergantian. "Saya permisi ya Mba, Mas".

Kami bertiga mengangguk sambil mengantar Alita sampai depan lobby, karena memang kita bertiga juga ada keperluan lain, tidak lebih tepatnya Aku memiliki keperluan untuk menepati janjiku untuk meneraktir Tiara dan Beni karena sudah menemaniku meeting.

***

Selepas pulang kantor, Akupun memutuskan untuk menjenguk Tante olive yang sedang diopname. Berbekal buah yang kubeli ditoko buah, Aku merasa pantas datang sebagai pasangan Mike. Aku sudah mengabari Mike jika Aku akan datang tapi Mike bilang Ia tidak bisa menjemputku karena tidak bisa meninggalkan Tante Olive sendirian, Aku paham itu. Lagi pula alasanku memberitahu Mike untuk tahu dikamar mana Tante Olive dirawat.

setelah hampir satu jam menempuh perjalanan karena macetnya jalanan, akhirnya Aku sampai juga dirumah sakit tempat Tante Olive dirawat. Memang sepertinya keluarga Mike bukan main - main, Tante Olive dirawat dikelas Suite yang harga satu malamnya saja membuat dadaku sesak untuk membayangkannya, selain itu banyak kiriman bunga dari perusahaan besar bahkan orang - orang penting untuk Tante olive di kamar rawatnya, benar - benar membuatku bertanya tanya siapa sebenarnya Mike ini.

"Dania". Tante Olive dengan selang impus ditangan kananya menjulurkan tangannya padaku.

Aku menghampiri Tante Olive dan memeluknya. "Tante Olive cepet sembuh". Bisikku ditelinganya.

"Terima kasih udah jengguk Tante". Katanya lagi.

Aku melepas pelukanku karena takut membuatnya tidak nyaman jika kupeluk terlalu lama. "Iya Tante".

"Kamu udah makan?". Tanya Mike padaku sambil mengiris buah yang kubawa untuk Tante Olive.

"Udah". Kataku berbohong, karena Aku tidak ingin membuat Mike meninggalkan Tante Olive sendiri hanya untuk menemani Aku makan.

"Mama". Suara itu langsung membuatku menoleh, astaga Alita. Ia langsung mengenggam tangan Tante Olive, sepertinya mereka sangat dekat, bahkan Alita memanggil Tante Olive dengan sebutan Mama.

"Ma kenapa? kan Alita udah bilang, Mama engga bisa capek". Lanjut Alita.

Situasi ini benar - benar membuatku tidak nyaman, sungguh tidak nyaman.

"Mba Dania". Alita sepertinya baru menyadari keberadaanku. "Kenapa Mba Dania ada disini?".

"Dia tamu saya". Jawab Mike.

Aku tersenyum kikuk pada Alita, kenapa Mike harus sedingin itu dengan wanita selembut Alita.

"Tante Olive, Aku takut kemaleman, Aku pamit pulang ya Tante". Kataku bangkit dari dudukku, karena memang jam sudah hampir jam 9 malam.

"Saya anter ya". Mike bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat padaku.

"Engga ah, Saya bawa mobil Pak Mike". Jawabku, entah kenapa Aku tidak ingin Alita tahu hubunganku dengan Mike yang sebenarnya.

"Sampai depan aja kalo gitu". Mike bersikukuh.

Aku mengagguk, mungkin ada yang ingin Mike jelaskan padaku.

"Saya permisi ya Tante, duluan ya Mba Alita". Pamitku pada Tante Olive dan Alita yang dibalas lambaian oleh keduanya.

***

"Saya sama Alita mantan tunangan, kita pernah hampir menikah tapi gagal, jadi wajar kalo Mama sama Alita sedeket itu". Tiba - tiba Mike bicara itu saat kami sedang menunggu lift turun, sontak itu membuatku menoleh kearahnya, kenapa Ia bisa bicara hal sensitif begini dengan nada setenang itu.

"Menikah?". Aku memastikan pendengaranku.

Mike mengangguk. "Tapi saya ragu sama perasaan saya, saya selalu terbayang bayang kamu, jadi saya putuskan untuk batalin semuanya".

Aku diam, berusaha mencerna semuanya ucapan Mike.

"Saya tapi belum bisa kasih tahu Alita soal kita, saya engga mau sakitin hati dia". Lanjut Mike.

Aku mengangguk. "Gapapa".

Lift sudah berhenti dilantai dasar, Aku meminta Mike cukup mengantarku sampai lobby, karena memang sebenarnya Aku tidak bawa mobil, Aku tidak ingin Mike mengantarku, karena Tante Olive lebih membutuhkannya dari pada Aku. Lagipula, Aku juga ingin menelpon Zidan, karena ini rumah sakit tempat Zidan bekerja, Aku ingin mengajaknya makan malam bersama jika Ia sedang luang.

Mike sudah kembali ke kamar rawat Tante Olive, Aku kembali masuk lagi dan menunggu dilobby sambil menunggu balasan dari Zidan apakah dia Ia ada dirumah sakit atau tidak, jika tidak Aku akan langsung pulang.

please, tungguin 20 menit lagi.

Balas Zidan.

Lihat selengkapnya