Garis Terdepan

Rini Lakmita Dewi
Chapter #12

Obat Nyamuk

Dua minggu sudah Tante Olive menjalani rawat jalan di Malaysia, Aku juga sudah kesana akhir pekan lalu bersama Mike. Hari ini mendengar kabar Tante Olive akan pulang rasanya melegakan sekali, Ia dinyatakan dokter disana kondisinya sudah membaik. Tapi Aku tidak bisa menjemput Tante Olive di airport karena harus menemani Ibuku berobat.

Hari ini Ibu sedikit kecewa karena Dokter yang mengobatinya bukan Zidan padahal Ibu sudah membawa makanan untuk Zidan makan siang, memang harusnya hari ini Zidan yang jaga tapi pihak rumah sakit bilang, Zidan sedang cuti hari ini.

“Padahal Ibu udah bikinin pangsit rebus kesukaan Zidan”. Ibu masih mengeruti dimobil, Aku hanya tertawa melihat Ibu mengomel. “Ibu mau makan enak deh Dania, mampir mall mana dulu yuk”.

“Kemana Bu?”. Tanyaku pada Ibuku, karena Aku tidak tahu mall didaerah tangerang.

“Yang deket – deket dari sini aja”. Jawab Ibu.

“Supermall karawaci udah kelewat jauh Bu”. Kataku sedikit kesal pada Ibu, padahal tadi sebelum kita masuk toll Ibu tidak bicara apa – apa, ini sudah setengah jalan Ibu baru minta mampir ke mall.

“Lippo mall puri aja, keluar toll didepan situ”. Jawab Ibuku sambil melihat plang jalanan.

Aku tidak bicara apa – apa lagi, Aku menuruti permintaan Ibuku, si tuan puteri yang jika sudah punya kemauan harus terlaksana. Aku memarkirkan mobilku di basement yang tidak jauh dari pintu masuk, karena Ibu pasti mengomel jika harus berjalan kaki jauh.

“Kita langsung makan aja ya Bu, engga usah shopping – shopping. Dania mau mampir kerumah Mike soalnya”. Kataku pada Ibu saat kami berada dilift.

“Iya”. Jawab Ibu sambil menepuk punggungku. “Makan apa ya Dan yang enak?”.

“Apa ya?”. Aku menatap sekeliling mencari jawaban dari pertanyaan Ibuku, yang ingin makan enak tapi tidak tahu mau makan apa. “Marugame udon yuk Bu”.

“Itu mulu kamu mah”. Protes Ibuku, karena memang baru kemarin Aku take away Marugame udon. “Dania itu bukannya Mike?”.

Aku menoleh kearah yang ditunjuk Ibuku, benar itu Mike Ia sedang mendorong kursi roda Tante Olive, tapi tidak hanya mereka berdua saja, ada Alita berjalan disamping Mike. Aku lagi – lagi tidak mau hanyut dalam pikiran kotorku, Aku mengajak Ibuku untuk menghampiri mereka untuk mencari tahu kebenarannya, karena menerka – nerka itu hanya akan membuat otakku semakin keruh.

“Ibu, Dania”. Mike lebih dulu sadar kedatangan kami, padahal Aku belum memanggilnya.

“Hai Mba Dania”. Sapa Alita juga padaku.

“Tante Olive, gimana?”. Aku mencium tangan Tante Olive.

“Alhamdulillah udah sehat sayang, udah bisa makan tanpa pantangan lagi, jadi ini mau bales dendam makan enak”. Jawab Tante Olive sambil tersenyum padaku. “Bu Rike apa kabar?”. Tanya Tante Olive pada Ibuku.

Ibu memeluk Tante Olive cukup lama, Aku tidak tahu lagi apa yang Ibu dan Tante Rike bicarakan. Mereka meminta kami untuk tidak mengganggu mereka berdua karena ingin banyak mengobrol, Mereka jalan terpisah dari kami. Lalu saat ini, mau tak mau Aku jalan diantara Mike dan Alita. Sedikit canggung, jadi kami banyak diam.

Kami akhirnya mampir makan di steak 21, karena Mike bilang, Ia sangat lapar saat ini. Boleh juga makan steak, sudah lama rasanya Aku tidak makan steak. Diluar dugaanku, Aku bertemu Zidan dan Kania yang sedang makan, Zidan dan Kania melambaikan tangannya pada kami, seakan mengajak kami untuk bergabung bersama mereka. Dan sialnya Alita menyetujuinya, mau tidak mau Aku mengikuti mereka.

Zidan menarikku untuk duduk tepat disampingnya. “Mike poligami?”. Bisiknya ditelingaku yang Aku balas dengan cubitan dipinggangnya.

“Kalian dari mana?”. Tanya Kania saat kami sedang memilih menu yang akan kami pesan.

“Saya habis jemput Mama saya”. Jawab Mike masih dengan nada bicaranya yang kaku.

“Gue abis temenin Mike”. Jawab Alita yang membuat Kania langsung menoleh kearahku.

“Gue abis nemenin nyokap Gue berobat, terus mampir kesini”.

Kania mengangguk.

“Ibu mana?”. Tanya Zidan padaku.

“Lagi sama Tante Olive, mamanya Mike”. Jawabku.

Suasana terasa sangat kikuk untukku, disini semua terlihat berpasangan, kecuali diriku. Mike berkali – kali berbisik padaku untuk memberitahu hubungan kita pada Alita agar tidak canggung seperti ini, justru itu akan membuat canggung diantara Aku, Alita dan Kania. Tapi melihat Alita yang duduk disamping Mike, Zidan yang duduk berdampingan dengan Kania membuatku terlihat menjadi nyamuk diantara mereka saat ini.

Lihat selengkapnya