Akhir hidupnya telah tiba. Edwin bisa merasakan ajal semakin dekat. Malam ini dia dipindahkan ke dalam truk. Tidak lagi bisa melihat langit tanpa bintang dan bulan karena kepalanya tertutup karung hitam. Tangannya dibiarkan tak terikat, toh dia juga tidak bisa melakukan perlawanan apapun.
Dua orang menggotongnya ke dalam bak truk. Tidak lama berselang, Edwin mendengar suara besi bersahutan membentur bak kayu. Suara itu bukan berasal dari sekop pengangkut pasir yang bunyinya cempreng, suara besi ini terasa berat.
Apa yang tidak membunuhmu akan membuatmu kuat. Friedrich Nietzsche pernah menulis tentang itu. Sebuah harapan akan lahirnya masa depan yang cerah setelah manusia berhasil menyelesaikan masalahnya dimasa sekarang.
Tapi bagi Edwin tidak ada kesempatan kedua. Hidupnya benar-benar akan berakhir. Padahal jika dia bisa memperoleh kesempatan kedua, mungkin hidupnya akan benar-benar berubah. Dia bahkan belum sempat memberitahukan kebenaran kepada orang tuanya. Begitu pedih perasaannya, membayangkan hancurnya hati kedua orang tuanya saat kabar kematian ini sampai di telinga mereka.