Gas Air Mata di Stadion Kancaliga

Zahra Calistta
Chapter #6

Mengukir Luka Di Atas Kenangan Lama

Pagi hari setelah kedatangan beberapa orang tadi malam, Adit memutuskan untuk datang dan melihat keadaan Stadion Kancaliga.

Dengan menggunakan sepeda balap Adit menuju ke stadion itu.


Ada banyak genangan air di depan stadion karena hujan semalam. Ada orang-orang yang berkumpul meletakkan bunga-bunga di depan stadion.


Ada seorang ibu yang sedang memeluk suaminya sambil menangis.


Ada seorang laki-laki yang menatap dengan tatapan penuh kegalauan ke arah pintu stadion.


Adit merasakan duka mereka karena duka mereka adalah duka Adit juga.


Saat melihat stadion itu ingatan Adit tentang Farhana muncul lagi.


Kenangan saat pertama kali Adit berjumpa dengan perempuan cantik dan baik hati itu menari-nari di pikirannya.


"Namaku Farhana namamu siapa?"


Perempuan cantik dengan rambut panjang dan kacamata minus mendekati Adit yang sedang makan bakso.


Perempuan itu berani mendekati Adit karena Adit baru saja mengambilkan sendok yang terjatuh dari mangkok baksonya.


"Aku Adit." Jawaban Adit sangat pendek, jawaban yang kemudian diiringi gelak tawa oleh teman-teman Adit yang saat itu juga ikut makan bakso di tempat yang sama.


"Bakso Solo? Jam berapa ya dia berangkat dari Solo ke sini kok sekarang sudah ada di sini?" Seorang teman berkelakar membuat yang lain tersenyum begitu juga gadis yang bernama Farhana dan temannya.


"Ceweknya cakep. Apakah kamu tidak ingin minta nomor teleponnya?"

Teman Adit membisikkan sesuatu di telinga Adit membuat Adit kembali tersenyum.


"Kamu aja yang minta Jon, nanti berikan sama Adit!"


"Beneran nih aku yang minta? Nanti kalau aku punya nomor teleponnya lalu aku ikut menghubunginya jangan marah ya?!" Teman Adit yang bernama Joni berbicara sambil tertawa terbahak-bahak.


"Kalau kamu punya nomor teleponnya dan kamu menghubunginya, saya yakin perempuan itu tidak akan menjawab WA-mu dan seandainya dia menjawab, dia pasti akan menanyakan tentang temanmu yang lain!"


"Widih!! Kejam amat penilaianmu terhadapku!"


"Sudah-sudah jangan banyak bicara cepat minta nomor ponselnya supaya teman kita Adit ini memiliki pasangan, tidak jomblo menahun seperti ini."


Tampak Joni mendekati Farhana dan juga temannya, tidak lama kemudian Joni sudah kembali membawa nomor telepon milik Farhana dan sejak saat itu Adit juga Farhana menjadi dekat.


Adit meminta Farhana mengenakan hijab, Farhana yang patuh dan baik hati langsung menggunakan jilbab menutupi rambut indah yang dimiliki olehnya.


"Biar keindahan rambut itu hanya menjadi milikku saja tidak dinikmati oleh orang lain!" Ujar Adit suatu ketika.


"Tenang Tuanku! Tuan Putri akan patuh kepadamu selama itu untuk kebaikan." Adit menggelengkan kepalanya membaca pesan singkat WhatsApp yang masuk ke ponselnya.


Memiliki kekasih yang baik hati juga penurut itu tidak mudah, itu sebabnya setelah izin pada kedua orang tuanya dan setelah istikharah Adit memutuskan untuk meminang Farhana.

Lihat selengkapnya