Beberapa hari setelah Jack membalas dendam ....
Arya duduk termenung di pojok kantin ditemani oleh Anton. Dua segelas minuman dingin sudah tersedia dihadapannya. Arya teringat kembali kata-kata Jack yang akan menyelesaikan urusannya di jalanan. Dan ini menjadi dilema baginya. Sebagai seorang pelajar dia terikat peraturan tidak boleh melakukan perkelahian. Tetapi dia juga harus menemukan pembunuh ayahnya.
"Hai, Ar, ngelamun aja!" bentak Yuda.
Dia datang ke kantin bersama Baskoro. Setelah memesan minuman dan mengambil satu piring berisi gorengan mereka mendekati Arya dan duduk satu meja.
"Nah, ketahuan sekarang! Cucu pendekar kita sedang dilanda asmara, jadi bawaannya ngelamun terus," kata Baskoro.
"Tapi kamu melamunkan siapa, Ar? Adik kelasmu itu? Siapa namanya?" tanya Yuda sambil menyeruput minumannya.
"Kelas satu apa? Tinggal kamu samperin aja ke kelasnya waktu istirahat. Kalau kamu malu, biar aku temenin. Asal jangan sama si Bas, soalnya dia pandai merayu. Entar nggak jadi sama kamu, Ar" kata Yuda sambil ketawa cekikikan. Tiba-tiba sebuah pukulan mendarat di bahu Yuda. Tetapi dia masih saja ketawa sambil meminta maaf pada Baskoro.
Arya hanya tersenyum kecil melihat kedua temannya menggoda terus. Dia menyeruput minuman dinginnya. Kemudian diambilnya sepotong pisang goreng dan menikmatinya tanpa mempedulikan kedua temannya.
"Sudah ... sudah, jangan ganggu Arya dulu! Dia sudah kenalan kok sama cewek adik kelasnya," kata Anton menyela senda gurau mereka.
"O ya? Kelas satu apa terus siapa namanya?" tanya Baskoro penasaran.
"Sabar, biar Arya saja yang cerita nanti," jawab Anton sambil mengambil pisang goreng yang hanya tinggal satu buah. Sementara Arya hanya tersenyum saja mendengar obrolan teman-temannya.
"Kapan-kapan saja ceritanya. Besok sore ada jadwal latihan. Akan kita isi dengan membahas masalah demo untuk acara orientasi adik kelas. Kalian datang, ya, jika tidak sibuk." Arya akhirnya membuka suara.
Tak terasa waktu terus berjalan mengiringi obrolan mereka. Dan jam istirahat pun telah selesai. Mereka berempat segera masuk ke kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Tetapi Arya terlihat belum bisa fokus pada jam pelajaran terakhir. Berkali-kali dia memainkan bolpennya berputar-putar pada ibu jarinya. Dia masih memikirkan masalahnya dengan Jack. Pikirannya masih buntu. Harus dengan cara bagaimana nantinya dia menghadapi Jack jika bertemu kembali di jalanan.
***
Usai jam pelajaran sekolah, Arya dan Anton terlihat keluar dari ruang kelasnya masing-masing. Mereka melangkah menuruni tangga.
"Kita ke gazebo sebentar, Ar. Sambil lihat adik-adik kelas kita. Eh, siapa tahu kamu bisa ketemu Andini lagi," kata Anton sambil melangkah menuju gazebo diikuti Arya.
Sampai di tengah halaman Arya melihat Yuda dan Baskoro masih ngobrol dengan teman-temannya di depan kelas mereka.
"Yuda, Baskoro! Aku tunggu di gazebo!" teriaknya.
Gazebo ... sebuah bangunan rumah-rumahan kecil tempat nongkrong siswa-siswa Delayota saat jam istirahat maupun sore hari saat ada kegiatan ekstrakurikuler. Gazebo terletak di tengah taman dengan kolam ikannya dan berada di sisi sebelah barat menyatu dengan lapangan utama yang dikelilingi oleh dua blok bangunan ruang kelas bertingkat dua, bangunan ruang guru, dan ruang kepala sekolah. Dan dari sana mereka dapat melihat ke sekeliling sekolah.
Tak lama kemudian Yuda dan Baskoro menuju ke gazebo. Di sana mereka kembali terlibat pembicaraan ringan tentang Genk Butterfly dan rencana masa orientasi.
Tiba-tiba pandangan mata Anton melihat seraut wajah manis. Seorang siswa cewek berambut hitam lurus sebahu berjalan sendirian keluar dari ruang kelas satu di samping tangga.
"Bas, sepertinya aku dan Arya pernah bertemu dengan cewek cakep itu," kata Anton mengalihkan pembicaraan mereka. Tetapi matanya melirik ke arah Arya sambil tersenyum. Secara refleks Arya, Yuda, dan Baskoro terdiam dan ikut melihat ke arah siswa cewek tersebut. Arya tertegun sejenak.
Andini ... dia benar-benar mirip Putri, kata Arya dalam hati.
Yuda dan Baskoro hanya saling pandang melihat sikap Arya. Sikap yang selama ini tidak pernah ditunjukkan oleh Arya dalam menghadapi seorang cewek.
"Oo, itu, cewek yang berhasil membawa lari hati Arya. Cakep juga, sih," celoteh Baskoro.
"Kamu itu, Bas, nggak bisa lihat cewek cakep aja," sahut Yuda.
"Sepertinya kamu benar-benar penasaran pada cewek itu. Siapa namanya, Ar?" tanya Baskoro sambil menoleh ke arah Arya. Tetapi Arya tidak menjawabnya. Terlihat rona merah menghiasi wajahnya.