Arya dan Anton tiba di sekolah. Dia terkejut melihat Yuda dan Baskoro serta siswa-siswi Delayota lainnya, pagi itu berkumpul di depan pintu gerbang utama tidak seperti biasanya.
"Yuda, Baskoro ... ada apa ini? Tidak biasanya kalian pada kumpul di sini?" tanya Arya.
"Lihat itu, Ar," jawab Yuda sambil menunjuk ke arah jalan, gapura, dan tembok sekolah, "itu ulah anak-anak Genk Butterfly."
"Pasti ini perbuatan Jack dan kawannya. Dendamnya begitu besar padamu, Ar," kata Baskoro, "karena kekalahannya, dia melampiaskan kekesalannya dengan cara ini. Aku khawatir Jack akan semakin nekat."
"Ya, Tuhan! Apakah Jack melakukakan pengrusakan juga, Yud?" tanya Anton sambil memperhatikan keadaan sekolahnya bagian depan.
"Tidak, Ton. Tapi ini sudah cukup membuat takut teman-teman yang lain. Apalagi siswa putri," jawab Yuda.
Apa yang harus aku lakukan sekarang? Pertikaianku dengan Jack akhirnya berimbas ke sekolah juga, kata Arya dalam hati. Sejenak Arya diam dan berdiri melipat tangannya. Pandangan matanya menatap tajam ke arah gapura dan tembok sekolah yang penuh dengan coretan. Sesekali Arya mengelus-elus dagu dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak terasa gatal. Perlahan dia berjalan melihat kekacauan itu hingga terpisah dari ketiga temannya. Tiba-tiba seorang siswa cowok mendekat dan berdiri di sampingnya.
"Jangan menoleh ke arahku agar yang lain tidak curiga pada kita!" perintah cowok itu.
"Hmm, Aldi! Apa yang telah kamu lakukan?"
"Ini bukan perbuatanku!"
"Tapi kamu berteman dengan orang yang salah!"
"Itu urusanku! Kamu akan merasakan yang lebih sakit lagi dari ini!"
"Hentikan, Al! Jangan membuat masalah lagi di antara kita."
"Masalah kita belum selesai! Jauhi Andini!" ancam Aldi dengan nada sedikit keras.
Arya menghela napas panjang. Dia melihat ke sekelilingnya. Sekilas dilihatnya Anton sedang memperhatikan ke arahnya.
"Kamu sudah tahu jawabannya! Tak akan kubiarkan Andini meski hanya sebatas teman denganmu!" Arya mengepalkan kedua tangannya.
Arya dengan Aldi. Ada apa dengan mereka? Anton yang sedari tadi memperhatikan mereka segera mendekat. Diikuti oleh Yuda dan Baskoro. Hal itu disadari oleh Aldi.
"Akan kubuat kamu menyesal dan merasa bersalah pada Andini!" kata Aldi dengan geram.
"Apa yang akan kamu lakukan?" Arya menoleh ke arah Aldi dan menatapnya tajam. Aldi hanya tersenyum sinis sambil membuat kode tangannya menggaris leher. Dia kemudian meninggalkan Arya.
"Ada apa, Ar? Aldi ikut melakukan ini?" tanya Anton setelah mendekat.
"Tidak, Ton. Ini perbuatan Jack dan mungkin dibantu oleh teman genk lainnya."
"Terus apa yang dilakukan Aldi tadi? Sepertinya kalian berdua tadi saling bersitegang," tanya Anton.
"Dia masih menginginkan Andini. Dia akan membuat perhitungan lagi denganku."
"Sialan anak itu! Menambah persoalan saja! Biar aku urus dia kalau ingin macam-macam! Kamu konsen ke masalah Jack," saran Yuda.
"Tapi aku khawatir pada Andini, Yud. Aldi bisa berbuat nekat padanya. Dan Andini akan menjadi korban dari masalahku ini."
"Benar juga. Masalah ini semakin rumit," kata Anton.
Sejenak mereka diam memikirkan jalan keluar dari masalah itu. Arya pun mempertimbangkan untuk menceritakan duduk permasalahan yang sebenarnya pada pihak sekolah.
"Aku harus bertanggung jawab, Ton!" Arya membuka pembicaraan.