Siang itu Aldi keluar dari aula meninggalkan acara pembukaan orientasi siswa baru yang belum selesai. Dia merasa kesal dan emosi melihat kedekatan Andini dengan Arya.
"Aku akan membuktikan omonganku pada Arya! Kalian berdua akan menyesal selamanya!" gumamnya dengan geram sambil menoleh ke arah aula.
Aldi terkejut saat itu karena melihat seseorang seperti sedang mengawasinya dari pintu aula.
Anton! Sepertinya dia tadi tahu aku ada di sana, katanya dalam hati.
Aldi mempercepat langkah menuju motornya kemudian segera memacunya ke luar dari halaman belakang sekolah menuju markas anak-anak Genk Butterfly. Sesampainya di sana Aldi melihat Jeep CJ 7 sudah diparkir di halaman depan. Sementara ruangan depan markas yang digunakan sebagai bengkel sepeda motor siang itu masih terlihat sepi. Aldi segera masuk ke ruang belakang. Di sana Jack, Koplo, dan Wowok sudah menunggu.
"Jadi eksekusinya, Al?" tanya Jack.
"Jadi! Sesuai dengan rencana semula. Kalian bersia-siap. Kamu sama Koplo naik sepeda motor sebagai pembuka jalan. Setelah itu aku sama Wowok yang membawa Andini pergi. Nanti pukul satu kita berangkat," jawab Aldi.
"Oke, siap!" sahut ketiga teman Aldi.
Malam hari sebelumnya Goprak bertandang ke rumah Pak Samin, teman galinya dulu. Yang sekarang menjadi markas anak-anak Genk Butterfly, tempat biasa Jack dan kawan-kawannya berkumpul.
"Mana Jack?" tanya Goprak.
Dengan tergopoh-gopoh Jack segera menghadap Goprak. Dan sebuah tamparan cukup keras mendarat di pipi Jack.
"Di mana ruyungku?" tanya Goprak.
"Ma ... masih di ... dibawa anak itu," jawab Jack.
"Goblookk! Kau juga belum bisa membawa anak itu kemari?"
"Besok kita cegat bersama, Bos, saat dia pulang dari sekolah."
"Aku? Aku ikut cegat anak itu? Goblookk! Memangnya dia siapa, sampai aku harus turun ke jalan menghadangnya?"
"Dia ... dia pandai bermain silat. Permainan ruyungnya sepertimu, Bos. Dia memakai identitas kalung sepertimu juga tapi bertuliskan BM. Dia juga bernafsu untuk bertarung dengan pemimpin genk ini," jawab Jack.
"Bisa jadi dia dari perguruan silat atau sebuah padepokan yang akan menuntut balas padamu dan menghancurkan Genk Butterfly," kata Pak Samin menambahi. Sejenak Goprak terdiam.
Kalung? Padepokan? Dan dia sengaja mencariku. Mungkinkah dia anak Ciptomurti. Baik, akan kuladeni keinginannya, Goprak memandang tajam pada Pak Samin dan teringat masa mudanya dulu.
"Tenang, Bos. Aku pastikan dia akan datang padamu. Kalian tidak perlu susah-susah mencari dan memaksanya," kata Aldi ikut nimbrung percakapan mereka. Goprak menatap tajam pada Aldi.
"Siapa kau? Apa yang dapat kau lakukan?"
"Aku satu sekolah dengan anak itu. Akan kubawakan gadisnya padamu. Pasti dia akan datang menemuimu, Bos!" jawab Aldi. Goprak pun tersenyum licik sambil menganggukkan kepala. Tatapan matanya nanar dan pikiran liarnya mengembara ke mana-mana.
"Aku tunggu sampai besok malam. Bawa gadis itu ke tempatku dan katakan pada anak itu untuk menemuiku di perkebunan tebu esok harinya! Aku akan meladeni keinginannya!" kata Goprak kemudian berlalu meninggalkan markas anak-anak Genk Butterfly.
"Al, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu serahkan gadis itu pada Goprak? Bukankah kamu juga suka padanya? Jangan sampai kamu menyesal!" kata Jack.
"Aku sudah tidak mungkin memiliki dia, Jack. Justru aku yang akan membuat mereka berdua menyesal seumur hidupnya!" jelas Aldi.
"Hmm, baiklah kalau itu sudah menjadi keputusanmu. Besok kita laksanakan rencana kita pada mereka."