GAUN KHALISA

essa amalia khairina
Chapter #3

BERHENTI BERKARIR

Pagi-pagi sekali, Khalisa terbangun dari tidurnya dan melihat ke arah suaminya yang masih terlelap memeluknya. Ia merasa sedikit lega karena bisa bangun lebih awal dan memiliki waktu untuk dirinya sendiri sebelum hari sibuk di mulai.


Dengan hati-hati, Khalisa melepaskan lengan kokoh Hasbi dan mulai beranjak menuju kamar mandi untuk memulai rutinitas paginya. Ia merasa segar setelah membersihkan diri usai keluar dari kamar mandi lalu berjalan menuju meja rias usai mengenakan balutan kemeja putihnya dan skirt serta rambut yang di cepol apik memuncak.


“Kamu sudah siap ke kantor rupanya…” Sapa Hasbi mengejutkan. “Bosnya aja masih rebahan, rajin banget si… karyawannya.”


“Mas,” Khalisa berbalik menatap Hasbi yang mulai mengucek-ngucek matanya. “Ini adalah awal kita kembali bekerja, pasca cuti menikah. Kamu ini baru manajer utama di kantor, Mas. Bukan direktur utama!"


Hasbi tertawa. “Aku harus menunjukkan yang terbaik pada bawahanku, begitu?”


Khalisa mengangguk tegas. “Harus dong, Mas. Apalagi kalau jadi direktur... Kamu harus bangun pagi sebelum aku! Ayo bangun!”


Hasbi mengulurkan kedua lengannya dengan sorot mata yang manja. “Bangunin!”


“Mas!” Pekik Khalisa. Tapi ia juga mendekati Hasbi dan meraih kedua lengan kokoh itu, namun di saat yang sama lelaki tersebut justru menarik balik tangannya dan membuatnya hilang kekuatan hingga tubuhnya terjatuh pada pelukan suaminya itu. “Mas, aku sudah mandi!” protesnya.


Hasbi seolah tak peduli. Ia mencium kening Khalisa dan mata mereka sempat bertemu. Hasbi adalah seseorang yang membuatnya berhasil jatuh cinta pada saat mereka berdua memiliki kerjasama antar perusahaan. Dan siapa sangka, Khalisa yang berbeda perusahaan dengannya dengan tanpa sengaja bertemu dan saling berkenalan dengan sosok lelaki bernama Hasbi Wicaksono. 


Interaksi di antara mereka yang sering di lakukan, perlahan membuat mereka berdua semakin dekat dan akhirnya saling jatuh cinta. Khalisa tidak menyangka, ia yang hanya seorang gadis yatim piatu yang hidupnya penuh kesederhanaan, bisa menikah dengan seorang lelaki yang tak pernah ia kira sebelumnya.


Hasbi juga merasa beruntung memiliki Khalisa sebagai istrinya. Ia merasa bahwa Khalisa adalah wanita yang sangat istimewa dan memiliki hati yang tulus. Di antara banyak mantan kekasihnya yang pernah singgah, Khalisa adalah wanita yang memang Tuhan anugrahkan untuknya. Dia sangat berbeda, kebaikannya bahkan melebihi sifatnya. Khalisa memiliki sosok keibuan yang penyabar dan penyayang. “Aku beruntung memiiki kamu.” Ucap Hasbi. “Meski ada cerewet sedikit, aku kira itu hal yang wajar. Artinya, aku sangat percaya kalau kamu itu perempuan!” Celetuknya.


“Mas!”


Hasbi tertawa.


“Ya udah, ah… Ayo pergi mandi. Udah telat, nih!”


Hasbi mengangguk sembari mencubit pucuk hidung istrinya gemas. “Iya ratuku….!”


Khalisa beringsut turun dari tempat tidurnya. “Aku ke bawah duluan ya, Mas.”


Hasbi hanya mengangguk, memancing wanitanya bergerak meninggalkan kamar.

 

***


“Pagi, Ma.”


Khalisa menyapa Renata yang nampak sibuk menyiapkan menu sarapan di atas meja makan. Kemudian, langkah Khalisa pelan menuju ruang makan dan terduduk di salah satu kursi di sana.


Lihat selengkapnya