Gedith Woman

Anglint
Chapter #3

Ch 3: Kembali

Alessia mematung mungkin selama dua menit sebelum suaminya itu menyadarkannya.

"Dimana rean? apa kau mengurungnya lagi?"

'Lagi?'

 Alessia mencoba kembali mengingat cerita yang dia tahu. Setelah berpikir, dia tetap tidak bisa menemukan ingatan yang dia inginkan.

"Enak saja, Rean sekarang sedang tidur di kamarku."

"Tidurkan? Bukan tertidur karena kau mengurungya."

"Iya."

 

Suami Alessia memang sedikit menyebalkan tapi yah, jika Alessia menjadi suaminya juga akan khawatir. Anak laki-laki bungsunya menginap di rumah ibunya yang gila dan kejam. Jika tidak salah ingat nama suaminya adalah Elleon Travy Gedith, Elleon membuka setiap pintu kamar dan itu menyakiti mata Alessia. Apa saking terlalu lamanya pria itu tidak kemari dan bermain dengan selingkuhannya hingga pria itu lupa dengan kamarnya. Helo, di sini yang amnesia itu Alessia.

Menyadari tatapan Alessia, Elleon menjawab pertanyaan yang tidak diutarakan oleh istrinya itu.

"Jika kau tidak ingat, di sini ada lima kamar dan semuanya milikmu. Aku berhenti menyuruh anak-anak menggunakan kamar-kamarmu karena kamu akan segera mengurung mereka jika ketahuan tidur di kamarmu."

Dasar, Alessia.  

Anak laki-laki yang sebenarnya tidak bisa mendengar suara ribut itu akhirnya bangun dari tidur nyenyaknya. Sambil menggosok matanya karena mengantuk Rean bertanya kepada ayahnya.

"Kenapa papa disini? Rean kan belum menelpon? Hoaamm..."

"Justru karena kamu tidak menelpon, kita pulang sekarang."

"Rean mau di sini dengan mama."

Jawaban polos Rean cukup untuk membuat Elleon memandang Alessia yang berjongkok mensejajarkan tingginya dengan Rean.

"Rean kembali dengan papa dulu ya, kapan-kapan Rean bisa main lagi ke sini."

Alessia yakin kalimatnya sudah seperti kalimat perpisahan kepada anaknya yang akan kembali ke rumah mantan suami, tapi perlu diingat jika Alessia dan Elleon masih sepasang suami istri.

"Kalau mama bilang begitu, Rean akan ikut papa."

Sambil sesekali menguap Rean menggandeng tangan papanya dan menggosok matanya.

"Mama?"

"Iya Rean?"

"Bisa mama panggil Rean seperti tadi siang? kalau Rean pikir Rean lebih suka panggilan seperti tadi siang."

 

Lihat selengkapnya