Gedith Woman

Anglint
Chapter #4

Ch 4: Rumah Gedith

Di rumah mewah tempat keluarga Gedith tinggal terdapat ruangan yang masih menyala lampunya di dini hari. Dari seberang pintu ada seorang pria tua yang mengetuk pintu ruangan yang menyala tersebut.

"Tuan Elleon, saya James."

"Masuklah."

 

Elleon adalah seorang pria tampan yang tinggi dan memiliki badan yang cukup kekar. Rambut coklat dan mata birunya membuat laki-laki itu cukup untuk menjadi laki-laki paling diinginkan terutama karena dia memiliki uang dan jabatan yang tinggi.

"Ada apa?"

"Berdasarkan CCTV yang dipasang di depan rumah nyonya, terekam bahwa laki-laki itu masuk ke rumah nyonya."

"Pria itu lagi?"

"Iya tuan."

"Baiklah, keluarlah."

 

Setelah James keluar Elleon meletakkan dokumen yang harus dia kerjaan dan bersandar malas ke kursinya.

"Sial."

.

.

.

Elleon pikir setelah kejadian kemarin Alessia sudah berubah, bahkan Rean terlihat nyaman saat bersama ibunya itu. Alessia juga tidak mengumpatinya atau Rean kemarin malam. Tetapi hal itu sama saja kebohongan menyakitkan saat perempuan itu membiarkan pria sialan itu masuk ke rumahnya.

Elleon yang suaminya saja tidak memiliki kunci rumah itu dan hanya bisa mengawasi lewat CCTV yang diam-diam Elleon sembunyikan, sedangkan pria sialan itu memiliki kunci rumah itu dan dengan entengnya keluar masuk di rumah itu. Pikiran Elleon tidak bisa tidak berpikiran buruk. Alessia yang tidak pernah menyukai saat dirinya sentuh, membiarkan pria lain masuk ke rumahnya, mungkin juga kamarnya.

"Sial."

 

Pikiran kalut itu membuat Elleon tanpa sadar terjaga hingga matahari terbit. Setelah matahari terbit anak laki-laki menggemaskan dengan pakaian santainya masuk ke ruangan Elleon. Rean datang untuk menagih janjinya ke ayahnya. Hari ini ayahnya berjanji untuk menjemput kakak-kakaknya dari rumah nenek mereka. Setelah beberapa lama hanya tinggal dengan ayahnya Rean merindukan kakak-kakaknya. Membayangkan bahwa mereka bisa menjadi keluarga pada umumnya setelah mama mereka berubah membuat Rean sangat bersemangat mendatangi ayahnya.

"Ayah, kata ayah kita akan menjemput Kakak Will dan yang lain? ayah? apa ayah tidak tidur? ayah terlihat lelah."

"Ayah baik baik saya Re, ayo kita berangkat."

Lihat selengkapnya