Melihat perkembangan nyonya itu adalah perkembangan yang bagus. Meski masih beberapa hari tapi nyonya bisa mengingat sedikit ingatannya. Tapi, apa diantara kalian ada yang bernama Bertha? Atau dia tidak hadir?"
Dokter yang menangani Alessia bertanya dengan semangat, karena yah, jika pasien sembuh dengan cepat bukannya reputasinya dan reputasi akan menjadi baik. Berharap bonus bulanan naik karena menangani keluarga direktur rumah sakit boleh saja kan.
"Bertha tidak ikut dok."
Si bungsu menjawab pertanyaan dokter itu dengan lugas dan jelas. Saudaranya yang lain selain Orion tentu saja tidak mengenal siapa itu Bertha yang dimaksud. Mereka hanya bisa melihat adik mereka menjawab dengan ketus. Tidak biasanya Rean yang selalu bertingkah menggemaskan berbicara kasar kepada orang lain.
"Oh, ingatan nyonya mungkin akan kembali lebih cepat daripada prakiraan. Mungkin ingatannya akan kembali sedikit-demi sedikit, seperti potongan puzzle. Ini adalah kabar yang baik untuk kalian."
Dokter yang tidak peka itu membolak-balik catatan medis tanpa menyadari ekspresi para keluarga pasiennya itu. Di pikirannya tentu saja mereka bahagia kan.
"Dok, kenapa ingatan istri saya yang kembali justru tentang Bertha dok?"
Elleon bertanya kepada dokter tentang alasan ingatan yang kembali bukan ingatan tentang mereka, malahan tentang orang lain.
"Apa Bertha adalah ingatan yang negatif? Maksud saya, memberikan ingatan yang negatif bagi nyonya?"
Melihat seluruh anggota keluarga pasien menggeleng. Dokter itu melanjutkan penjelasannya. Berharap penjelasannya mampu membuat keluarga pasien di depannya yang ternyata tidak sebahagia pikirannya menjadi lebih mengerti.
"Memang ingatan yang kembali biasanya dipicu suatu hal, namun terkadang ingatan yang kembali adalah ingatan yang berharga. Hem, mungkin seperti saat kita memainkan puzzle, kita akan memilih kepingan mana yang paling membuat kita tertarik."
Berharga? Menarik? Apa mereka berenam tidak cukup menarik hingga perempuan yang mereka harapkan itu justru tertarik dengan keluarga orang lain. Atau dokter di depan mereka ini saja yang tidak becus dalam menjelaskan. Jika dokter itu tidak becus haruskah istri Dandelion memecat pria ini.
"Nyonya bisa segera pulang paling lambat besok sore."
Dokter itu menutup catatan medis dan memberikan informasi mengenai kepulangan Alessia, namun hanya Elleon yang mendengarkan kalimat dokter itu. Elleon hanya bisa melihat bahwa anak-anaknya sudah hilang ketertarikan pada penjelasan dokter itu. Tentu saja sama sepertinya, harapan anak-anaknya perlahan pupus.
.
.
.
Pintu ruangan Alessia terbuka setelah hampir setengah jam dirinya sendirian. Tapi yang masuk ke ruangannya bukan yang dia harapkan. Dia tidak melihat William dan yang lain, padahal dengan jelas ada anak-anaknya saat dirinya sadar tadi.
"Kau hanya sendiri El? Dimana anak-anak?"
"Mereka sudah pulang, beristirahatlah saja. Aku akan mengerjakan pekerjaanku di sini."