Pagi di rumah Alessia kali ini sedikit berbeda, dirinya tidak bangun melihat wajah suaminya, tetapi melihat seluruh putranya. Tentu saja kasur Alessia memang tidak cukup, oleh karenanya mereka kembali saat ini menggelar futon dan tidur di ruang keluarga.
Sedangkan Elleon belum tidur sama sekali. Akhir-akhir ini memang kondisi keluarganya membaik, tetapi karena seringnya absen membuat pekerjaannya menumpuk gila-gilaan. Pria itu membuka laptopnya di meja makan dan merasa kembali bahagia setelah melihat pemandangan istri dan anak-anak mereka yang tidur.
"Kau tidak tidur El?"
"Ada banyak yang belum aku selesaikan Al."
"Oh~"
Alessia bingung ingin mengatakan apalagi. Alessia melihat Orion yang tidur di sisi Rean. Dirinya terpikirkan sesuatu.
"El, apa kalau pekerjaanmu selesai bisa kita pergi berlibur?"
"Kita bertujuh?"
Alessia mengangguk menjawab pertanyaan Elleon.
"Iya, Rion, Deon, Dion sudah bekerja keras untuk persiapan ujian masuk SMA aku ingin memberikan mereka jeda sejenak."
Elleon membuka kalender di laptopnya. Dia memandangi hari dan tanggal di layar, berpikir hari mana yang bisa dia gunakan untuk berlibur.
"Kurasa bulan depan aku bisa mengosongkan jadwal di minggu terakhir."
"Tujuh hari penuh?"
Elleon menaikkan alisnya, bingung dengan pertanyaan istrinya.
"Apa kau ingin berlibur selama seminggu penuh?"
"Tentu saja ingin..."
Alessia mengelus rambut Dion yang berbaring di sampingnya.
"Aku sudah terlalu banyak membuat kenangan buruk bagi mereka. Aku berharap setidaknya bisa meluangkan waktu bagi mereka, dan membuat kenangan yang baik."
Elleon terdiam mendengar alasan Alessia.
"Ah, tapi kalau kau tidak bisa mengambil libur, kita bisa berlibur sesuai dengan waktu liburmu."
Tentu saja bagi Elleon keinginan istrinya adalah goals yang harus dia penuhi, sejak awal menikah jarang sekali Alessia meminta sesuatu. Satu-satunya hal yang bisa dia katakan pada dirinya sendiri adalah "Selamat datang pekerjaan".
Minggu keempat dirinya bisa meluangkan 2 hari kerja, jadi dirinya harus mengerjakan pekerjaan seharga dua hari kerja lagi dan menggunakan weekend sebelum liburan untuk mengejar target pekerjaannya
Setelah berpikir Elleon tersenyum.
"Kurasa aku bisa mengusahakannya. Lagi pula hari itu ada hari libur nasional, anak-anak bisa membolos, kita berangkat setelah mereka pulang."
"Tapi memang aneh ya kita, kita justru meminta mereka membolos."
Alessia tertawa ringan, memikirkan orang tua jenis apa dirinya dan Elleon? Orang tua yang malah membuat anak-anak mereka membolos. Sedangkan Elleon, dirinya bahagia saat Alessia bahagia.
.
.
.
Pagi yang berbeda ini juga terlihat di dapur dua jam setelah percakapan Elleon dan Alessia.
"Orion, mama bilang pastanya direbus 8 menit. Ini masih tiga menit, masih belum matang nyalain lagi."
"Iya ma, maaf. Orion pikir mi instan."
Bukan hanya Orion yang membuat masalah. Tapi semua putranya yang mengatakan ingin membantu memasak sarapan, justru membuat kekacauan di dapur rumah itu.
"Kak Will, ini nanti bumbunya mau dihalusin, motongnya ga usah kecil-kecil."