Gedith Woman

Anglint
Chapter #23

Ch: 25-27

Ch 25: Sakit

Alessia yang baru saja pulang setelah membeli pigura dikejutkan dengan suasana rumah yang sepi. Meskipun memang sudah cukup malam, tetapi anak-anak dan suaminya bukan tipe yang akan tidur secepat ini. Jadwal tidur Rean saja masih satu jam lagi.

Tetapi saat dirinya melihat tatapan suaminya ke arah William, Alessia jadi paham. Alasan si kembar dan Rean yang berpura-pura menjadi udara dengan terdiam tanpa bergerak di samping William.

"El, ada apa?"

Melihat mama mereka pulang jelas sekali wajah para putra Gedith itu bahagia. Pada akhirnya, papa akan kalah dengan mama. Tentu kecuali William, bukankah akhir-akhir ini dirinya sangat sering dimarahi?

Elleon menghela napas dengan kasar.

"Tiga hari lagi ulang tahun putri rekan kerjaku, kau tahu... anaknya adalah perempuan yang pernah ditampar oleh putramu dan putramu membanting bekalnya ke arah perempuan itu."

Alessia meletakkan pigura yang dibelinya, takut-takut karena kesal dia akan membanting kaca itu ke arah Elleon. Laki-laki itu bilang apa? Putramu? Terlalu banyak bekerja membuat suaminya itu sedikit gila rupanya.

"Kau bilang apa El? Putraku? Dia juga putramu. Kalau kau tidak mau mengakuinya pergi saja sana."

Alessia menghentakkan kakinya menuju lantai dua.

Brakkk.... click.

Suasana yang sangat sepi itu membuat keenam laki-laki itu tahu bahwa setelah sang mama membanting pintu, mama mengunci kamarnya.

Bukankah itu berarti papanya dikunci di luar kamar?

Sikap mamanya itu membuat mereka semua khawatir, terutama si kembar tiga dan Rean yang memelototi papa mereka.

"Apa papa juga berpikir begitu juga tentang kami? Rean benci papa!"

Setelah Alessia, sekarang giliran si bungsu berlari dan mengunci diri.

Empat remaja dan satu orang dewasa di ruangan itu berada dalam situasi canggung. Deon membuka suaranya, dia tidak bisa terus-terusan berada di situasi seperti ini. Dia harus bersiap untuk lomba besok, dia harus segera tidur.

"Pa. Deon tahu papa tidak bermaksud seperti itu. Tapi kalimat papa tadi cukup untuk menyakiti kami dan mama. Deon harap papa kali ini mau mengakui kalau papa yang salah. Deon pamit untuk pergi dulu, besok Deon ada lomba."

Deon berdiri dari kursinya diikuti dengan Orion dan Caldion yang jelas numpang keberanian agar bisa meninggalkan papa dan kakak mereka berdua.

"Pa, William minta maaf. Besok William yang akan jelasin ke mama."

"Kau harus jelaskan dengan rinci kepada mamamu. Dan, jangan lupa belilah sesuatu."

Elleon berjalan menuju sofa ruang keluarga, istrinya adalah tipe yang harus diberi ruang sendiri saat marah. Karenanya, malam ini Elleon mengalah dan akan tidur di sofa. Saat berjalan, Elleon sempat menghentikan langkahnya sebentar.

"Maaf kalimat papa keterlaluan, papa hanya ingin seperti keluarga lain. Kau tahu, papa sudah tidak marah saat melihat mamamu. Papa hanya ingin sedikit menggodanya saat mengatakan kau putra mamamu, tapi malah berakhir seperti ini."

Elleon membaringkan dirinya di sofa dan menutup wajahnya dengan lengannya. Dirinya cukup lelah di kantor karena harus lembur. Lalu putra sulungnya belum menyiapkan sesuatu sebagai tanda maaf untuk putri rekannya. Melihat istrinya pulang membuat dirinya ingin sedikit menggodanya lalu meminta Alessia untuk memanjakannya. Tapi karena pemilihan kata yang buruk dirinya malah harus tidur di sofa.

.

.

.

Tok... tok...

Hari ini adalah hari si kembar lomba. Orion dengan basketnya, Gideon dengan olimpiadenya, dan Caldion dengan fotografinya. Alessia membangunkan mereka memastikan tidak ada yang terlambat.

"Rion, Deon, Dion, maaf mama harus ingkar karena tidak bisa melihat kalian. Papa kalian sakit."

Ketiganya melihat bahwa di belakang punggung mama mereka, sang papa sudah dikompres dan menggunakan selimut.

"Tidak apa ma, kami akan mengurusnya sendiri."

"Terima kasih sayang, mama juga minta maaf tidak bisa menyiapkan sarapan. Kak Will sudah memesan makanan, kalian makan dan bersiap dulu. Di meja sudah ada Kak Will dan Rean. Mama akan turun lagi setelah mengantar papa ke atas."

"Akan Rion bantu."

Orion dan kembar lainnya meskipun dengan mama seperti Alessia tapi mereka tumbuh dengan baik secara fisik. Tinggi mereka mungkin hanya sepuluh centi dibawah William dan lima belas senti di bawah papa mereka.

Dengan bantuan Orion, Alessia kembali menyelimuti Elleon dan mengganti kompresannya.

Elleon yang terbangun saat dipapah oleh Rion akhirnya bisa berbicara setelah semalaman dia tidak bisa berbicara dengan Alessia.

"Al, maaf. Aku tidak bermaksud-"

"Tidurlah, aku sudah mendengarnya tadi pagi dari William. Aku akan turun sebentar untuk sarapan dengan anak-anak dan mengantar mereka sampai gerbang. Aku sudah menghubungi James untuk mengantar mereka ke sekolah."

"..."

"Ada apa El? Sudah kukatakan bahwa aku sudah mendengar dari William kan?"

"Anak-anak..."

"Ada apa dengan anak-anak?"

"Mereka anak-anak kita kan?"

Alessia tersenyum, meskipun sedikit jahat dirinya tersenyum saat melihat suaminya yang lemah dengan wajah memerah dan cemas akan membuat dirinya kembali marah.

"Tentu saja, mereka anak-anak kita. Tidurlah agar kau cepat sembuh. Cup"

Alessia mengambil tangan Elleon dan mencium punggung tangan suaminya itu, seperti kebiasaannya saat menghibur anak-anak di panti asuhan dulu. Setelahnya Alessia pergi ke lantai bawah. Sedangkan bukannya membaik, Elleon rasa demamnya semakin naik.

.

.

.

Mata Elleon kembali terbuka saat terganggu oleh sinar matahari terbenam. Dia melihat di sebelahnya, Alessia sedang duduk bersandar di headboard kasur sambil membaca buku.

"Al?"

"Kau sudah bangun? apa ada sesuatu yang ingin kau makan?"

Elleon menggelengkan kepalanya. tubuhnya masih lemas tetapi dirinya tidak bernafsu untuk makan. dia hanya ingin merebahkan dirinya di kasur dan di sebelah Alessia. Berbeda dengan netranya yang menangkap Alessia, Elleon sama sekali tidak mendengar keributan dari lantai satu.

"Dimana anak-anak? kenapa terdengar sangat sepi?"

"Mereka sedang bermain game di kamar William. Aku meminta mereka untuk tenang karena kondisimu belum membaik."

Elleon kembali terdiam, namun berbalik menghadap tubuh Alessia dan memeluk pinggang istrinya itu. Dirinya menenggelamkan wajahnya ke pinggang istrinya yang sibuk menamatkan novel ditangannya.

"Ada apa El?"

Alessia sekarang yakin, sikap Elleon saat sakit akan mengubah pria itu menjadi anak kecil yang manja dengannya. Masalahnya memang boleh semanja ini dengan dirinya? dia itu bukan Alessia yang asli loh?

"Tidak ada apa-apa, aku hanya senang melihatmu bersamaku saat aku bangun."

"Memangnya aku mau kemana lagi? Di sini rumahku El."

Elleon tersenyum, iya ini memang rumah istrinya, tetapi egonya berharap bahwa sesuatu yang disebut oleh istrinya sebagai rumah adalah di sisinya.

"Biasanya kau mengutamakan anak-anak dibandingkan aku."

Alessia tidak habis pikir, apa sekarang Elleon merajuk? dan tentu saja dirinya yang menempati tubuh Alessia berkewajiban untuk menjaga anak-anak yang telah ditelantarkan oleh Alessia yang asli, tapi menjaga pria dewasa tiga puluh tahunan tentu bukan tugasnya bukan?

"Apa kau merasa tidak adil bahkan dengan anak-anak?"

bukannya segera menjawab, Ellen Justru mengeratkan pelukannya.

"Kau akhir-akhir ini menyayangi dan mencintai mereka terang-terangan, tapi kau tetap mengabaikanku. Meskipun sekarang kau lebih baik terhadap kami, api aku tetap iri dengan anak-anak."

Alessia menghela napas, jadi memang ternyata benar suaminya itu menjadi kekanakan saat sakit. Mau tidak mau dirinya harus menuruti ego suaminya ini.

"Lalu apa yang kau inginkan El?"

Di balik wajah yang tidak dapat dilihat oleh Alessia Elleon mengembangkan senyumnya.

"Jangan memanggilku Elleon, kau bisa kan memanggilku dengan panggilan yang lain? panggilan yang lebih intim. sekadar mengingatkan bahwa kau itu istriku dan aku suamimu."

Alessia yang mulai sadar bahwa Elleon menggodanya, memaksa lepas tangan Elleon.

"Akan kupikirkan jika kau sudah sembuh, aku akan turun dan mengambilkanmu makanan."

"Baiklah."

Setelah Alessia meninggalkan ruangan, Elleon yang kewarsannya sedikit terkikis oleh demam sedang berandai, kira-kira panggilan apa yang akan digunakan Alessia untuk memanggilnya.

Ch 26: Chiffon

Lihat selengkapnya