GEGER BUMI SINGASARI

Sri Wintala Achmad
Chapter #1

Chapter #1

AWAN menggantung pekat di langit Gelanggelang. Udara panas serasa memanggang sekujur tubuh di atas api pancala. Orang-orang yang bermandikan keringat merasa menjadi penghuni neraka paling jahanam. Sejak pagi hingga sore, mereka yang tidak mandi karena sumber-sumber kekeringan air pada kemarau panjang hanya bisa memanjatkan doa, “Hyang Widiwasa, tumpahkan hujan di bumi kami…!”

Guntur menggelegar di angkasa. Bersama gemuruh angin, hujan bagai ditumpahkan dari langit. Orang-orang yang bersuka-cita bergegas keluar dari rumah. Di halaman; laki-perempuan, tua, muda, dan anak-anak mandi air hujan. Mereka merasakan disiram air yang sewindu tersimpan di tempayan.

Dari sore hingga malam, orang-orang yang merasa segar terlelap dalam tidur. Namun, ada seorang yang berkecamuk pikirannya sewaktu mata terpejam. Siapakah ia? Tak lain, Adipati Jayakatwang. Penguasa Gelanggelang. Bawahan Mahaprabu Kertanagara, Raja agung Singasari. 

“Malam hampir larut, Kangmas. Kenapa belum tidur?” tanya Hurukbali pada Jayakatwang yang duduk bersandar dinding di atas kasur babut berlapis permadani di ruang peraduan. "Tampaknya Kangmas gelisah sekali. Apa yang Kangmas pikirkan?”

“Ehm….” Jayakatwang ragu-ragu untuk menceritakan apa yang memperkeruh pikirannya. “Belum saatnya aku bercerita pada Dhiajeng tentang apa yang mengganggu pikiranku. Tidurlah dulu! Aku ingin bicara dengan Siwa Patih Kebo Mundarang. Ada perkara yang harus aku pecahkan.”

“Perkara apa?”

“Ini perkara Gelanggelang. Bukan perkara keluarga.”

“Ya sudah.” Wajah Hurukbali masam. Ia tampak kecewa. “Silakan berembug dengan Siwa Patih, Kangmas!”

Jayakatwang meninggalkan Hurukbali di ruang peraduan. Di pendhapa, ia mengundang seorang prajurit Jarang Guyang yang tengah meronda. Kepada prajurit itu, ia meminta datangnya Kebo Mundrang di dalem kadipaten. Tak lama kemudian, patih Gelanggelang menghadapnya.

“Ampun, Gusti Adipati.” Kebo Mundarang yang dipersilakan oleh Jayakatwang untuk duduk di batu kubus berukir itu bersikap penuh hormat. “Perintah apa yang akan Gusti Adipati limpahkan pada hamba? Hamba akan melaksanakan.”

Lihat selengkapnya