Suara tangis merintih menahan sakit terdengar dari dalam penjara bawah tanah di sebuah kerajaan megah.
Nampak suasana sepi nan kotor dengan dinding bebatuan menambah kesan ngeri dan suram.
Ditambah dengan nyala obor, yang hanya menjadi satu-satunya pencahayaan di area penjara itu
"Aaaaaaaaa..." suara seorang wanita wanita dalam penjara memegang perut besarnya.
Namun, disisi lain terlihat dua orang wanita dengan pakayan bak bangsawan tengah nemantau wanita dalam penjara itu.
Wanita itu tengah bersusah payah, melahirkan calon anaknya seorang diri tanpa adanya bantuan sedikit pun.
Salah satu wanita bangsawan itu memakai gaun bak seorang ratu bernuansa merah dengan mahkota dikepalanya.
Dan yang satunya adalah seorang wanita setengah baya dengan pakayan berwarna jingga berpadu dengan warna hitam yang selaras.
"Biarlah dia merasakan sakitnya!." ujar salahsatu wanita berbaju merah kepada wanita yang satunya.
"Tapi nak, dia tengah kesakitan!! mungkun dia bisa mati di dalam sana jika tak ada yang menolongnya" sahut wanita setengah baya itu.
"CUKUP IBU!!.. (membentak). tidak ada seorangpun di negri ini yang boleh menolong wanita menjijikan ini!.." Ucapnya dengan tegas.
lalu wanita itu terdiam mendengar ucapan putrinya, Philips.
Sementara itu, wanita dalam penjara tengah berusaha mendekat kearah mereka.
"KA KA KAU! KAU!.. (menunjuk) INGAT LAH!. SUATU HARI NANTI!!!, PUTRA YANG AKAN SEGERA KU LAHIRKAN INI AKAN MENGUSIR KALIAN DARI NEGRI INI!!!.. (berteriak)" Ujarnya meluapkan amarah.
Mendengar hal itu, Philips ratu yang berkuasa menoleh dan segera mendekati perempuan dalam jeruji itu.
"DENGAR!!.. TAK AKAN KU BIARKAN PUTRA MU ITU HIDUP!!!." sahutnya sambil menjambak rambut wanita itu lalu mendorongnya dengan keras.
"PENIGAWAL!!! PENGAWAL!!!.. Bunuh bayinya.. jika telah lahir!.." Ujrnya sambil bergegas pergi.
"Baik Yang mulia Ratu!.." sahut dua pengawal itu.
Sementara Ibunya, Balqis hanya tertunduk diam.
Beberapa saat berlalu, raung dan rintih kesakitan dari wanita di penjara itu makin menjadi, nembuat Balqis semakin cenas dan gelisah.
"Aduh, bagaimana ini!. (sambil menggigit jari, lalu menghelanafasnya seraya berfikir).
Hahh!!.. baiklah, sudah ku putuskan!.." Ujarnya, kemudian berjalan menuju dua penjaga yang tengh mengawasi wanita itu.
"Kalian berdua diam!.. (menunjuk dua penjaga itu), beri tau aku jika Philips datang kemari."ucapnya menggeretak.
"Be.. be.. baik!.." sahut kedua penjaga itu serentak.
Kemudian, pandangan mata Balqis seketika terfokuskan ke jeruji besi di hadapanya. Tanpa aba-aba Ia langsung menabrakan tubuhnya menembus jeruji penjara yang sangat kokoh itu.
Seketika gemercik kobaran cahaya jingga terpancarkan, seolah meledak mengiringi jalan masuk Bilqis, dengan langkah tergesa, Bilqis mendekat dan segera memegang tubuh wanita itu.