Gelato for My Lame Life

DWI CAHAYA LESTARI
Chapter #2

2. MULAI DARI SINI

'phhhuft!' semburan kopi amerikano hangat menyapa wajahku disiang hari ini. 'Sialan!' Aku menahan umpatan yang nyaris lolos dari bibirku, sembari menyeka tetesan kopi itu.

"Serius lu, Bim??" Ucap pria berambut gondrong di depan ku dengan nada yang sangat terkejut. Dialah pelakunya, orang yang menyemburkan kopi tadi.

"Dit. Gila lo, ampe nyembur gitu." Sahut pria bermata elang yang duduk sebelah Aditya, pria gondrong tadi. Ragnar namanya. Mereka adalah sahabat sekaligus keluarga bagiku.

"Serius," tegas ku sambil menatap mereka bergantian. "Duarius malah." Aku mengangkat dua jariku membentuk huruf V.

"Terus sekarang lu mau kerja apa?" Tanya Ragnar sambil mengaduk-aduk kopinya.

"Gue mau buka bisnis, kalian ada saran buat ide bisnis atau apa gitu?" Aku menatap mereka dengan harapan besar, harap-harap itu bukan ide yang absurd.

"Gila, nih bocah gampang banget, ya nar, main buka bisnis aja. Nggak abis pikir gue." Adit menggeleng-gelengkan kepalanya, tak percaya.

"Bapaknya tajir, dit. Warisannya cukup buat tujuh turunan." Ragnar menambahkan sambil tertawa kecil.

"Ayolah, bantuin gue." Ekspresi memelas terlihat diwajahku.

Ragnar berhenti tertawa dan menatap ku lebih serius. "Bentar, kenapa lo tiba-tiba kepikiran buka bisnis?" Tanyanya, penasaran.

Aku menghela napas panjang sebelum menjawab. " Gue capek hidup gitu-gitu aja. Monoton. Lagipula, ini juga keinginan ibu gue. Dia pengen hidup gue lebih bermakna dan berwarna."

"Gue punya ide" Adit langsung mengacungkan jari telunjuknya.

"Apa?" Sahutku langsung, seolah itu jadi harapan terakhirku.

"Gimana kalau...jasa cari jodoh." Jawab Adit dengan pedenya.

"Yee, itu mah elo yang kedemenan." Ragnar mencibir dengan wajah malasnya.

Lihat selengkapnya