Jumat, 01 November 2024.
"Siapa kalian?" Suara serak terdengar dari sudut ruangan yang remang.
Mereka saling memandang satu sama lain, bingung.
"Kalian denger nggak?" tanya Adit dengan suara gemetar.
Ragnar mengangguk pelan. "Denger."
Mereka bertiga pun perlahan menoleh kebelakang. Seorang pria tua dengan rambut putihnya tersisir rapi, berjalan kearah mereka. Jas coklat yang dikenakannya terlihat lusuh dengan tongkat kayu ditangannya mengetuk lantai dengan ritme tetap.
Tatapan tajam pria tua itu mengamati mereka bertiga dengan cermat. "Ada urusan apa kalian kemari?" Pria tua itu berdiri beberapa langkah didepan mereka.
Abimono menenguk ludah. "Saya ingin menyewa tempat ini, Pak."
Pria tua itu menyipitkan matanya, memberikan tatapan skeptis.
Tongkat kayu menjadi penopang setiap langkahnya yang tidak sempurna, menuju meja di tengah ruangan."Duduk," suruh pria tua itu dengan suara seraknya, namum berwibawa.
Mereka saling memandang satu sama lain, lalu duduk. Kursi kayu itu berderit pelan ketika diduduki.
Pria tua itu duduk berhadapan dengan mereka."Sebelumnya, perkenalkan nama saya Baskoro, panggil saja pak Bas. Pemilik bangunan ini." Pria tua tadi memperkenalkan diri dengan suara seraknya.
"Baik, Pak Bas. Oh iya, perkenalkan, nama saya abimono pak, sebelah kanan saya namanya Ragnar, dan sebelah kiri saya namanya adit." Jemari Abimono menunjuk temannya secara bergantian.
Pak Baskoro mengangguk pelan, menatap mereka satu-persatu. "Untuk apa Nak Abimono mau menyewa tempat ini?" tanya Pak Baskoro, penasaran.
Abimono menegakkan punggungnya, memberikan kesungguhan. "Saya ingin membuka usaha toko gelato, Pak. Tempat ini ... sepertinya cocok dengan usaha saya." Matanya menyusuri sekeliling ruangan, bahkan menatap sekilas jendela memperlihatkan anak-anak, remaja, bahkan dewasa berlalu lalang.