Mimpi dan kehidupan nyata adalah dua sisi dalam kehidupan manusia. Konon, banyak hal yang terjadi di dunia nyata ini berawal dari mimpi atau impian. Begitu pula saat oma mendirikan Zang Crème, oma selalu bercerita, mendirikan Zang Crème merupakan impiannya yang terpenuhi. Oma selalu berkata Jika tak ingin hidup berakhir sia-sia? Atau ingin nama kamu selalu dikenang karena manfaat yang telah kamu berikan kepada banyak orang? Perjuangkan sesuatu dalam kehidupanmu, perjuangkan mimpimu. Kalau hilangnya motivasi malah membuat kamu berhenti untuk berjuang, itu sama saja dengan kamu menghambat dirimu sendiri untuk mendapatkan hidup yang bermakna. Dan mengenai bagaimana hidup yang penuh makna, semua pasti setuju bahwa oma telah menjalaninya hingga usianya saat ini. Dua hal yang membuat oma terus kuat melakukan rutinitasnya di masa seharusnya ia beristirahat, adalah Zang Crème dan cucu satu-satunya yang ia miliki, Gustav.
"Arya, kamu liat Gustav?" tanya oma yang sedari beberapa jam lalu tidak melihat penampakan cucu satu-satunya tersebut.
Arya terlihat sibuk sekali mengelap gelas saji gelato yang baru keluar mesin pencuci. "Ga tahu oma, coba oma liat di laci di meja kasir, siapa tahu mas Gustav di situ oma, lagi main petak umpet! Arya menjawab sekenanya.
Oma tak habis pikir dengan jawaban salah satu karyawannya itu. "Hush ... kamu ini, masa Gustav ngumpet di laci, oma beneran mencari anak itu, oma mau minta tolong belikan bahan-bahan dasar untuk membuat gelato," Keakraban Arya dan oma memang terkadang tanpa sekat hubungan karyawan dan atasan. Memang oma yang menginginkannya begitu.
Oma menghentikan pekerjaannya sejenak, Arya lalu memandang oma "Ah oma, mas Gustav kan udah gede, masih dicariin aja oma, pantes aja mas Gustav susah dapet pacar, kalau omanya masih mengkhawatirkannya," Arya berusaha menyadarkan bahwa oma khawatir berlebihan.
Bunyi Lonceng Zang Crème menderu....
Arya meninggikan nada suaranya "Itu dia Mas Gustav Oma, Cucu Oma yang paling ganteng sedunia."
Mendengar ujaran Arya, Gustav menjawab ketus. "Apaan sih kamu ya," ia kesal karena ia tak tahu apa yang dibicarakan Arya dan oma, yang jelas ini pasti melibatkan namanya.
Arya mendongakkan kepalanya, ia berusaha memberi tahu Gustav, apa yang sebenarnya jadi pokok inti pembicaraan antara dirinya dengan oma. "Ituloh mas, Oma Nyariin mas Gustav, katanya mana ya cucu oma tersayang, kok ga keliatan," Arya menirukan Oma, walaupun ada penambahan di beberapa sisi kalimat, terkesan melebih-lebihkan memang.
Oma tersenyum dengan tingkah Arya. "Sudah Arya, lanjutkan bekerja, jangan menggangu Gustav terus," Oma kali ini membela cucunya "Oiya Gustav, Nanti seperti biasa ya, kamu belanja bahan-bahan Gelato, Semua catatan apa saja yang harus di beli ada di laci kasir!"
Gustav menatap ke arah omanya. "Oke, untuk omaku tersayang siap laksanakan," Gustav menjawab tegas.
"Ya sudah, Oma melanjutkan pekerjaan oma di belakang dulu yah, kalian di sini yang akur, jangan berkelahi terus menerus," ujar Oma tertuju kepada Gustav dan Arya
"Iya Oma, Kita akur kok," Gustav merangkul Arya dengan satu lengannya, namun yang terlihat malah seperti mencekik leher Arya.
Arya terlihat tak nyaman dengan perlakuan Gustav mencekik lehernya dengan lengan. "Aduh mas Gustav, sakit,"
Oma memperhatikan kedua anak muda di hadapannya "Sudah-sudah," oma menyudahi, lalu pergi ke belakang meninggalkan Gustav dan Arya
"ting....ting.....Bunyi lonceng Zang Crème.
"Selamat Siang dua pria kesepian?" Kania datang langsung menyapa Gustav dan Arya.
Gustav menyambut kedatangan Kania dengan pernyataan sinis. "belum selesai masalahku dengan Arya datang lagi masalah lain siang ini," Gustav ketus menyambut kedatangan Kania "Ada apa? tumben datang siang-siang begini, mau minta pendapat tentang pria yang kau dekati seperti biasanya?"
Kania menekuk wajahnya, guratan kesal berusaha benar ia sampaikan. "Ih, gitu banget sih ngomongnya," Kania kecewa dengan sambutan Gustav "Aku loh datang ke sini bukan mau ketemu kamu, mau ketemu oma, mau ngasih ini," Kania menunjukan sebuah kotak terbungkus rapi dengan kertas pembungkus kado berlatarkan gambar hati berwarna merah, dengan pita berwarna senada melingkari kotak tersebut dengan manisnya.