Gelembung

choiron nikmah
Chapter #9

#9 Ambisi yang Tak Terkendali

Masalalu yang diceritakan membuat otak bekerja untuk memutar kembali kenangan yang tersimpan. Seluruh perasaan dan emosi tumpah ruah menjadi bumbu pelengkap dalam cerita. Kepingan puzzle yang dulu berserakan kini perlahan membentuk cerita. Yang terkubur muncul ke permukaan, yang tak terungkap kini diceritakan, yang terkunci rapat sekarang terbuka. Satu demi satu benang merah mulai terurai. Sesuatu yang terkubur oleh waktu, kini dibuka kembali oleh takdir.

Setelah mendengar cerita mengenai ibunya, Mayang segera menghubungi Rio. Ia ingin mendengar kisah dari pihak Paman Doni dan Tante Maria. Rio satu-satunya anak Paman Doni yang dapat diajak bicara oleh Mayang. Jika itu Bisma maka pembicaraan mereka hanya akan menjadi pertengkaran saja. Jika itu Bram, ia akan berbohong dan mulai merayu.

Mayang dan Rio bertemu di taman kota pukul 8 pagi. Ia tidak ingin keluarganya tau, jadi ia berbohong ingin pergi ke rumah teman. Jika kedua kakaknya tau bahwa dia pergi untuk menemui Rio, maka Mayang akan dilarang pergi oleh kedua kakaknya. Kedua kakaknya khawatir jika Mayang akan mendapat masalah jika bertemu dengan ketiga anaknya Paman Doni.

Saat tiba di taman Mayang segera mencari Rio. Ia ingin segera mengetahui ceritanya dan segera pulang. Tak lama kemudian, Mayang melihat Rio melambai di kursih taman. Ia pun segera berlari menemuinya. Rio terlihat datang dengan baju rapi, rambutnya di sisir kebelakang sehingga tampak dewasa dan segar.

“Maaf aku terlambat” Mayang berusaha mengambil nafas

“Kenapa ingin bertemu denganku di taman?” Pipi Rio memerah tersipu malu. Rupanya Rio salahpaham tentang ajakan Mayang untuk bertemu di taman kota.

“Rio, aku ingin mendengar cerita ibuku yang kamu ketahui berdasarkan cerita dari Paman Doni dan Tante Maria” Mayang segera duduk bersemangat menyiapkan telinga.

“Huh?” Rio tidak percaya bahwa kedatangannya ke taman kota hanya untuk menjadi pendongeng di siang hari. Perasaan kecewa tergambar jelas di wajah Rio.

“Ayolah, aku akan melakukan apapun yang kamu minta untuk hari ini” Mayang menawarkan perjanjian demi mendengar cerita mengenai ibunya. Ia tau bahwa Rio kecewa mendengar perkataannya.

Rio pun kembali bersemangat mendengar tawaran Mayang, ia menceritakan kisah tentang ibunya dan adik ibunya. Mereka Kakak adik yang sangat akur sebelumnya hingga kejadian pembagian warisan. Ayah mereka memberikan bagian warisan lebih banyak kepada istri Pak Bambang. Ibunya Rio sangat sedih dan menikah dengan laki-laki kaya yaitu Paman Doni.

Lihat selengkapnya