Bara terbangun dari tidurnya di pagi buta. Ia terengah-engah menarik napas panjang seolah nyawanya baru ditarik. Ia menatap sekelilingnya. Sekarang ia berada di dalam kamar flatnya. Ia menatap ke arah John. John sedang tertidur di lantai sambil mendengkur dan mengigau.
"Heheh ... I hope this size can fit you, Selena Gomesshhh ...."
"Heheh...Aku harap ukuran ini bisa muat di kamu, Selena Gomessshhh ...."
Bara bergidik, sambil menyipitkan satu matanya. Kemudian berangsur melihat keluar jendela.
"Just what the heck was that? That dream was too real,"
"Apa coba itu barusan? Mimpinya terlalu nyata," ia pergi ke kamar mandi. Menatap wajahnya di cermin. Menyalakan keran dan mencuci mukanya.
"Wait a minute,"
"Sebentar," Bara menghentikan kegiatannya.
Ia memejamkan mata, mengingat suara gadis yang menghantuinya. Ingatan Bara mencoba untuk mengakses suara cewek aneh yang menghantuinya seharian saat itu. Setelah dipikir-pikir, suaranya mirip sekali dengan gadis bernama Runa itu. Apakah mungkin ....
"They both are the same person?!"
"Mereka berdua orang yang sama?!"
"Arghh!" Seseorang tahu-tahu saja berteriak.
"Aiiaaahhhah!" Refleks, Bara terkejut dan menepak rak sabun di sebelahnya.
Suara gaduh bermunculan. Sabun, shampo, sikat gigi, gelas berjatuhan beriringan.
Tung! Trak! Trak! Duk! Brak!
Bara meringis sambil memejamkan mata. Tidak lama setelah suara berisik itu, hanya hening yang terdengar.
John menggumam pelan dari sisi lain ruangan.
"Hehehe, Selena. Don't do it too hard. You'll crush everything ... zzzzz ....,"
"Hehehe, Selena. Jangan kenceng-kenceng. Kamu bakal hancurkan semuanya ... zzzz ....," Bara mengusap wajahnya, menghela napas.
"Kenapa lu bisa ke sini?!"
Bentak Bara pada suara yang mengagetkannya tadi.
"Aku gak tahu. Tadi aku kepeleset, kemudian jatuh. Lalu, terakhir yang kudengar ada suara sirene. Udah."
Jawab suara tersebut.
"Oke-oke-oke. Itu aneh."
"Memang aneh. Haduh, kenapa aku malah balik ke sini lagi? Aku ada latihan tari sekarang."
"Aha! I knew it!"
"Aha! Gua tahu!"
Bara menjentikkan jarinya.
"Hah?"
"Lu, nama lu Runa kan?!"
"Loh, kok kamu tahu?"
"What the heck man? This is so weird! Gua Bara! Gua yang tadi siang kerjain soal Bahasa Inggris punya lu!
"Hah?! Apa? Berarti, selama ini kamu bukan roh gentayangan?"
"What the-You're my ghost?!"
"Apa? -Lu setan gua?!"
"Astaga...."
"This is so weird in so many levels ... Oh God..."
"Ini aneh seaneh-anehnya dah ... Ya Tuhan ..."
Bara memegang kepala, menjambak rambutnya.
----
Suasana pagi hari di kota Greenwich. Mentari bersinar menembus jendela kamar flat John dan Bara.
Seisi kamar berantakan. John yang semalam awalnya berbaring di atas kasur, sekarang sudah berada di lantai kamar. Alarm berbunyi dengan lantang tanpa ampun. Tangan John refleks mematikan alarm. John bangun dan menguap puas. Wajahnya segar sekali sehabis tidur.
"Thank God, it's holiday and Black Friday. Yeah, yeah, yeah."