Bab 3
Mimpi buruk Al
Suara mobil terdengar diluar halaman satpam pun membukakan pintu gerbang. David berhasil menemukan buku yang dibutuhkan.
"Cucu nenek sudah pulang, bagaimana sudah dapat bukunya?" Tanya Nema seraya memeluk tubuh David yang tinggi semampai.
"Sudah, Nek. Nek tau ga tadi lihat gadis yang aku ceritain beberapa hari lalu." Sejak kecil David terbiasa bercerita pada Nema mulai dari hal-hal kecil. Dan beberapa hari lalu David mencwritaka soal gadis yang ia taksir yaitu Alea.
"Tadi aku liat dia ada di lampu merah dan dia lagi bagi-bagi makanan yang aku kasih ke dia, Nek."
"Berarti dia anak baik kalau begitu. Kamu suka ya sama dia?" Tanya Nema menggoda.
"Ya, Nek. Aku suka sama dia. Di balik sikapnya yang cuek dan pendiam ternyata dia ounya sisi humanis dan aku makin jatuh cinta sama dia, Nek."
"Kalau kamu suka dia, perjuangkan."
Nema memberi nasehat seraya menyiapkan kudapan.
Tanpa bermaksud menguping pembicaraan Nema dan David, Kevin hanya terdiam. Ia tak berani menghampiri mereka apalagi ikut campur. Kevin hanya memperhatikan dari balik tembok mengingat posisinya dirumah itu hanyalah seorang penumpang. Ya ... Sebenarnya mereka bukan benar-benar saudara, melainkan orang lain yang tinggal bersama, karena kedekatan Nema dan Riana orangtua Kevin yang tak lain adalah asisten rumah tangga dikediaman Nema. Kebetulan usia Kevin dan David terpaut tidak bwgitu jauh sehingga Nema sengaja menyekolahkan di tempat yang sama.
Kevin merasa harus memupus harapannya pada Al karena statusnya. Ia pasrah akan cintanya harus terabaikan karena anak majikan ibunya juga merasakan hal yang sama. Kevin pun berlalu, masuk kedalam kamarnya. Ia terdiam diatas meja belajar, lalu ia mengambil secarik kertas dan sebuah pensil kemudian ia menggambar sketsa gadis pujaannya. Diam-diam Kevin mempunyai bakat menggambar. Hasil karyanya tak diragukan lagi, bagus-bagus dan nyaris mirip dengan aslinya. Sebagian sudah dia publis lewat media online akan tetapi siapapun tidak ada yang tahu, karena dia memakai nama pena. Hasilnya lumayan buat nambah-nambah uang jajan.
Pintu diketuk David masuk karena Kevin sudah mempersilahkannya, Kevin dengan cepat menyembunyikan gambarnya didalam buku-buku yang ia susun diatas meja belajar.
"Vin lo tau ga tadi dijalan gue liat siapa?"
"Entah."