18.30 WIB - Divisi Keuangan, Bandung
Saba
Setelah shalat magrib berjamaah di masjid kantor, aku segera kembali ke ruangan. Padahal biasanya cari cemilan dulu di depan kantor untuk teman ngelembur.
"Tumben, gak cari makan sama anak-anak?" tanya Pak Willy, manajerku.
"Gak laper pak, ini pengen beresin kerjaan aja biar cepet pulang. Kangen mama." jawabku sambil nyengir.
"mama atau mama? Cari yang lain dong, masa kangen mama mulu?"
Bosku itu orangnya asik, udah senior karena tahun depan adalah tahun terakhir beliau bekerja sebelum masuk masa pensiun. Sangat perhatian sama anak buahnya. Kalau lagi isengnya kumat, dia sok-sok bawa cewe single dari divisi sebelah buat dikenalin ke anak buahnya yang masih jomblo, termasuk aku.
"Oya, ini sekalian tolong beresin ya, senin harus masuk ke pusat. Bisa kamu handle kan, Sab?" perintahnya sambil beliau menyerahkan setumpuk berkas laporan pemeliharaan.
"Bisa, Pak. Bapak jadi berangkat umroh senin depan?" tanyaku.
"Iya, makanya sabtu besok kalian ke rumah ya. Ada pengajian sebelum berangkat. Nanti di-share di grup Whatsapp aja."
Aku mengangguk.
Wira dan Fahmi, rekan sedivisiku baru masuk ke ruangan. Mereka seniorku disini, jabatannya sudah supervisor. Apalah aku, masih anak bawang yang baru lulus OJT.
"Pamit, ya... Inget Sabtu datang ke rumah saya, wajib hukumnya untuk Saba. Anakku, si Cinta nanyain kamu terus, Sab."
Dua rekanku terkikik. Aku hanya tersenyum masam.
Mau nolak perintah bos, kok khawatir karier terancam ya?
Setelah Pak Willy pulang, tinggalah kami bertiga para pejuang lembur. Senasib sepenganggungan karena sama-sama singelillah. Hahaha