09.15 WIB - Guntursari, Buahbatu
Gemintang
Semalam, Saba nge-whatsapp aku. Dia bilang kalau baru pulang dari kantor, laporan banget, Sab?
Kulihat jam sudah pukul 10 malam. Gak sempat aku balas karena udah ngantuk parah. Baru tadi pagi aku balas, biar aku gak dianggap php-in dia. Hahaha
GemintangAura: Hai Sab, sorry baru bls. Semalem udah tidur. Kamu kok pulang lembur malem bgt? Banyak kerjaan ya?
Selesai ngetik balasan untuk Saba, aku simpan hp di atas kasur, lalu bergegas mandi. Sebenarnya sih sabtu gini pengen santai di rumah, nonton drakor yang udah ketinggalan beberapa episode. Tapi, selama event belum selesai, bye-bye dulu deh sama 'leyeh-leyeh'.
"Pergi lagi, Teh?" tanya mami begitu aku keluar kamar dengan pakaian rapi.
Rapi disini maksudnya celana jeans warna abu tua dan kemeja polos warna maroon. Kalau diem di rumah aja sih, cukup pakai celana pendek sama kaos oblong aja.
"Iya, Mi. Ke kampus ada rapat event. Mami mau kemana?" tanyaku begitu lihat mami sudah rapi pakai gamis putih seragaman dari Majelis Taklim Komplek.
"Itu, ada undangan pengajian umrah di rumahnya Tante Ina. Kan senin depan tante Ina dan suaminya mau pergi umrah."
Aku mengangguk. Lalu pergi menuju dapur, niatnya mau sarapan tapi begitu lihat meja makan, kosong melompong.
"Miii, aku mau sarapan... Kok gak disisain sih?" teriakku dari dapur.
Mami yang berada di kamarnya langsung menghampiriku yang sedang berdiri di samping meja makan.
"Yah, diabisin sama Galaksi tuh. Tadi sih mami masih sisain nasi goreng. Kamu masak sendiri aja ya? Mami udah rapi gini gak bisa masuk dapur, nanti bajunya kena minyak."
Aku mendengus kesal.
"minta bikinin si mbak aja, Mi. Mbaaaak...." teriakku. Dari tadi sih gak nampak Mbak Murni lalu lalang di rumah. Kemana ya?
"Mbak kan pulang kampung, ibunya sakit. Bikin telur ceplok aja deh, Gem. Gampang, kan?"
"Ah, mami, itu kan ciprat-ciprat nantinya..."
Belum berhenti bicara, sudah ada beberapa ibu yang datang memanggil mami dari depan rumah.
"Tuh, mami udah dipanggil. Mami pergi dulu ya. Kamu bawa kunci aja, papi sama mami bawa kunci cadangan kok." mami segera mengambil Majmu Syarif-nya, lalu keluar rumah.
Aku lihat isi kulkas, sepi, ga ada buah-buahan. Roti pun gak ada. Terpaksa deh, aku cari sarapan di sekitar kampus aja.
Aku segera order Gojek, nasib anak perempuan satu-satunya, gak dibolehkan pakai kendaraan. Padahal mobil lagi nganggur, motor matic juga ada. Entah deh, papi protektif banget.
Sambil nunggu Gojek, aku bersiap pakai sepatu. Hm, sepatu yang mana ya? Oh iya, ini aja deh. Aku mengambil sneaker warna putih hadiah dari Kang Andro.
Selesai pakai sepatu, aku dengar ada suara motor berhenti depan rumah. Ku kunci pintu, lalu setengah berlari menuju ke gerbang.
Eh, keren banget nih Gojek pakai vespa Piagio hitam? Setelah mendekat, ternyata....
"Lho, Saba?" tanyaku. Kaget. Masa dia nyambi jadi driver Gojek sih? Emang gajinya gak cukup ya?
"Eh, Gem, kok ada disini?" dia malah balik bertanya.
"Ini rumahku kali, Sab. Kamu driver yang jemput aku?"
Dia tertawa.