Yugo terbangun dalam keadaan yang baru. Dia terbangun menjadi sosok yang lebih tangguh dan waspada dari sebelumnya. Bagai diguyur air hangat yang menentramkan jiwa di tengah badai berbulan-bulan lamanya. Sensasi yang mengikat leher telah memudar. Melelehnya kapsul putih yang dimasukkan Wayan tadi dalam perut Yugo. Kapsul itu sendiri menyedot bara api di dalam seluruh pembuluh darah anak Aquamarine. Sangat aneh rasanya.
Sekarang dia mengerti sistem pemberian kapsul berbentuk wajik. Artinya, dia tidak boleh terlambat dalam menjemput enam makhluk separuh Venus itu.
Rasa sakit menyengat itu menyadarkan Yugo bahwa waktu sangat penting. Dia harus lekas pergi dan mengawal penuh agar tidak ada yang mengalami siksaan lebih lama. Yugo hanya tidak tahu sosok seperti dia bakal bertahan berapa lama lagi, sebab manusia bisa mati bila demam setinggi itu. Daripada menghadapi risiko besar, lebih baik Yugo segera menemui Valda, selagi sosoknya yang energik dan riang itu mempercayai Yugo, plus dengan kepolosan luar biasa.
Dengan napas tersengal-sengal, Yugo memanggil Gaia. Inilah kesulitan yang besar bagi Yugo Garret. dia harus memanggil nama dengan melafalkan suara. Selantang apapun berteriak di hati, Dewi Bumi tidak akan muncul.
"Anda terlihat tidak sehat, Tuan?" sapa Gaia kali ini berwujud aslinya, berupa gundukan lumpur yang memiliki wajah mengantuk.
"Di mana Valda?" tanya Yugo. Dia senang akhirnya bisa bicara lagi.
"Sedang dalam perjalanan ke Griya Aquamarine, Tuan."
"Kawal dia kapan pun. Aku harus mencari orang lain lagi. Tolong modifikasi pikiran Wayan. Dia tahu tentang kita"
"Tapi Tuan...."
Yugo tidak mau dibantah. Dia memejamkan mata. Tarikan dari jantungnya menyentak Yugo untuk pergi ke suatu tempat. Semakin ditahan, semakin nyeri ulu hatinya. Demikianlah sekarang Yugo terlecut kembali ke sebuah perkampungan di mana lagi-lagi longsor menghantam rumah-rumah.
Yugo bergegas menyelamatkan seorang anak yang sebagian badannya tertimbun tanah lumpur. Binar mata putih itu bak katarak, tentu saja membuat si anak semakin pias memandang Yugo. Namun, Yugo tidak peduli pada si anak.
Yugo mengedarkan pandangan ke seberang bukit. Dengan mudahnya dia menangkap seraut wajah Bloodstone. Mata kelam itu ketakutan. Yugo kali ini kesulitan teleportasi karena tenaganya lemah. Dia menyusul Bloodstone dengan lari secepat yang dia bisa.
Semenjak meminum kapsul, Yugo semakin kuat. Pikirannya jernih. Detakan jantungnya semakin kencang dalam memantau kehadiran orang lain. Karena kemampuan itu, Yugo memutuskan untuk melatih kekuatan bertransformasinya saja dibandingkan pedang dan perisai. Sudah tugasnya melacak satu persatu saudaranya. Dan dia tidak ditakdirkan menjadi petarung.
"Hei, tunggu! Kita teman!"
Sosok itu tetap antipati. Lari dan terus menciptakan banyak bencana. Banyak sawah yang hancur, perumahan dihantam banjir dan lubang-lubang yang dikira longsor bawah tanah. Gaia dibuat kerepotan menutupi semua ulah Bloodstone. Manusia tidak boleh tahu kehidupan misterius di Bumi.
Selama pelarian Bloodstone itu pula, Yugo dibantu Valda. Berhari-hari selanjutnya, sampai ribuan kali bulan genap, tidak membuahkan apa-apa. Bloodstone susah diajak tinggal di Griya Aquamarine. Anehnya, anggota Gemstoners ketiga bermata hitam legam itu, tidak kunjung mengalami demam tinggi. Padahal 14 bulan setelah Yugo sembuh dari demam tinggi, Valda merasakan sensasi paling menyiksa. Dia beruntung karena sedang bersama Gaia. Valda hanya mengalami pembakaran beberapa jam. Yugo lekas mengobati Valda dengan kapsul hijau zamrud. Selama masa trans, mata Valda hijau cerah.
Yugo semakin mengkhawatirkan Bloodstone, yang pada akhirnya diketahui namanya Ivander Carlos. Itu adalah nama Bloodstone saat sedang menyamar di tengah kerumunan manusia untuk sembunyi. Lantas gempa terjadi dan membuat kerumunan menjadi ikan teri dijemur di atas matahari. Mati mengenaskan.
Sampai melintasi waktu yang sedemikian jauhnya. Berabad-abad menyaksikan pertumbuhan penduduk dan aneka peperangan antar ideologi, anak laki-laki itu tetap menimbulkan bencana.
Hari itu Yugo menyerah untuk mengejar Ivander. Ciri fisik yang sama mempermudah Yugo. Dia menyempitkan praduga-praduga lainnya bila anggota keempat sampai ketujuh memiliki ras yang berbeda. Kemungkinan besar anggota tersisa itu memiliki mata sipit, berambut hitam alami dan berkulit kuning.
Iris matanya yang putih berkilau, perlahan memudar. Tubuhnya yang jangkung, tidak dibentuk untuk menjadi petarung. Yugo lebih suka membaca koran, mengumpulkan artefak di seluruh dunia dan tidak menjadi pusat perhatian. Yugo percaya, seperti Valda, Gemstoners lain akan dibentuk sebagai petarung ulung sesuai jenis warnanya matanya.
Helaan napasnya mengindikasikan betapa lelahnya pria itu dalam menangkap Ivander. Namun, yang patut dibanggakan adalah tidak ada hal-hal dramatis yang mengguncang bumi dari luar angkasa. Paling tidak, bencana di bawah langit masih dikategorikan urusan kecil Gaia. Masih dipercaya segala sumber berdasar ilmiah, bukan berasal guncangan Ivander.
Retihan api memecah pekatnya malam. Percik api menghibur hati yang lara. Yugo menanti Gemstoners berikutnya yang tidak kunjung muncul. Berapa lama lagi Yugo harus mengumpulkan lima anggota lainnya? Bagaimana kalau setelah Ivander, anggota baru jauh lebih sulit diatasi? Di mana keempat anggota lainnya? Mengapa belum muncul? Kapan bisa siap bertempur?
Pertanyaan-pertanyaan itu harus terjawab. Yugo tidak sabar mengklaim kursinya yang sah. Demi kehidupan aman Galaksi Bimasakti, dia harus melakukan segala cara.
Gaia hadir atas panggilan Yugo. Wanita bersanggul tinggi itu mengangguk takzim. Makin hari makin menghormati penerus Aquamarine, sekali pun Yugo menolak bentuk penghormatan.
"Detak jantungku semakin sepi. Apa karena memang sudah tidak ada lagi Gemstoners baru?" tanya Yugo. Tangannya menyodok potongan kayu bakar. Api semakin membesar bersama cahaya yang menerangi wajah Gaia semakin jelas.
"Mari bersabar, Tuan Garret. Selagi menunggu, bagaimana kalau Anda mengasah keterampilan bertarung? Anda sudah menguasai teleportasi sekarang."