Gending Hati

Sriasih (Asih Rehey)
Chapter #34

Bagian 34 POV WISNU

Pementasan berakhir dengan sangat baik. Ki Anom menampilkan sebuah pertunjukkan yang sangat bagus. Pesan moral yang disampaikan kepada para pejabat pemerintah juga sangat lugas. Nilai hiburannya juga sangat cocok untuk kondisi masyarakat modern. Ibu Bupati benar-benar mengapresiasi penampilan kami dengan menambah sedikit bonus untukku dan juga Ki Anom secara pribadi.

Siang itu tanpa istirahat terlebih dahulu aku menemui Dinar di kampus. Amplop berisi uang untuk pengobatan Mbah Ngatinu kuberikan padanya. Dinar memelukku dan mengucap terima kasih. Ia juga membagi makanan pemberian ibunda Citra denganku sambil menunggu kedatangan dosen kami.

“Ibunya Citra berencana membuat sanggar tari untuk remaja di rumahnya. Tolong kamu bujuk si Laasya untuk membantunya, ya!” pinta Dinar kepadaku.

“Pasti. Laasya pasti akan membantu Citra, Nar. Jangan khawatir.” Aku masih mengecek laporan keuangan yang dikirim Joko lewat email. Kulihat ponsel yang berdering dengan kencang. Sebuah panggilan dari Paman Burhan tertera di layar. Tidak biasanya ia menghubungiku seperti ini.

“Ya, Paman,” sapaku sambil menerima panggilan itu.

“Nu, kamu di mana?” tanya Paman Burhan sedikit panik.

“Saya di kampus. Ada apa, Paman?”

“Nu, kamu kemarin jadi tampil di Karanganyar?” tanya Paman Burhan.

“Iya.”

“Hah! Ya sudahlah, ada petugas imigrasi datang ke rumah untuk mencarimu. Tadi Pak RT menghubungiku. Berkas-berkas perizinanmu ada di rumah? Bisakah kamu menunjukkannya pada mereka?”

“Tentu, Paman. Saya akan segera pulang.” Paman Burhan sepertinya sangat mengkhawatirkan aku. Aku tak tahu masalah apa lagi yang menerpaku kali ini. Aku dan Dinar memutuskan untuk bolos kuliah. Ia mengantarkanku ke rumah Paman Burhan. Sesekali muncul sebuah kepanikan di raut wajahnya. Sepeda motornya membelah keramaian, tak ada obrolan yang menghiasi perjalanan kami. Kekhawatiran sudah memenuhi pikiran kami. Sesampainya di rumah Paman Burhan, beberapa petugas sudah duduk ditemani Pak RT.

“Oh, itu Mas Wisnu sudah datang,” ucap Pak RT kepada para petugas.

“Selamat siang, Mas Wisnu. Kami dari kantor imigrasi. Kami mendapat laporan terdapat pelanggaran  dalam izin tinggal anda. Bolehkah kami melihat dokumen anda?” kata seorang petugas.

Lihat selengkapnya