"Surat perjanjian." tegas Adrian.
"Ha?"
"Untuk apa, Mas?"
"Kita menikah atas dasar perjodohan bukan karena cinta."
"Pasti Mama belum bilang ini sama kamu, saya sudah punya tunangan, namanya Nayla Citra." Ucap Adrian.
"Ini maksudnya apa?".
Tanya Dita sembari menunjuk point yang menyatakan bahwa mereka akan bercerai setelah Dita kurus. permintaan Ter-random selama Dita hidup.
"Ekhem." Dita yakin Adrian ragu untuk menjawab pertanyaan ini, ia malu.
"Setelah kamu kurus, saya akan menjalankan point itu." Tegas Adrian.
"Kamar sebelah kanan itu punya saya dan saya tidak mengizinkan kamu selangkah saja masuk kesana ataupun hanya sekedar menyapa saya di pagi hari."
"Kamar sebelah kiri itu milik kamu." Tegas Adrian.
"Kamu ngga perlu repot-repot bersihin rumah dan nyiapin makanan, semua udah ada pembantu yang siapin semuanya." Tambahnya.
Dita hanya melongo mendengar tiap ucapan Adrian, ia merasa terlalu dimanjakan so sweet sekali suaminya ini.
"Tugas kamu cuma satu."
Dita dimohonkan agar tidak traveling, mohon agar pikirannya dikendalikan.
"Belajar yang rajin." ucap Adrian.
Kata-kata yang keluar dari mulut Adrian bagaikan ribuan pedang yang mampu menusuk hati Dita. Dia tidak menyangka jika semua ini harus terjadi padanya. Dimana janjinya yang bilang nggak bakal nyakitin Dita.
'ya Allah'
satu kata itu yang mampu mewakili semua kekecewaannya. Tak terasa setetes air pun jatuh dari pelupuk matanya yang dari tadi iya tahan supaya tidak luruh didepan suaminya itu.
***
Pagi ini Dita bangun lebih awal yaitu jam 04.00 untuk menyiapkan sarapan buat dirinya dan suaminya.
Setelah menunaikan salat subuh ia melihat isi kulkas lalu ia membuat sarapan, setelah itu ia mengepel lantai, cuci baju, kemudian ia mandi dan segera memakai seragam sekolah ia menyiapkan sarapan tidak lama kemudian Adrian pun keluar.
"Sarapan ini kamu yang buat?" Tanya Adrian.
"Iya."
"Berapa kali sih harus gue bilang jangan buatin gue makanan." bentak Adrian.
"A-aku buatin kamu sarapan karena bi Ijah nggak masuk hari ini dia lagi sakit". jawab Dita gugup.
"Susah banget ya punya istri kayak gini denger ya gue enggak bakal Sudi makan makanan buatan lo." bentak Adrian.
DEGG!!
Dita tidak menyangka bahwa suaminya yang dari luar keliatan baik ternyata sifat aslinya sangat bertolak belakang dari yang terlihat.
Dita bersiap ke sekolah ia bingung mau pergi dengan apa mengingat apartemen yang disewakan Ryan jaraknya jauh dari sekolah. Yaa sekarang gue panggil nama Adrian, Ryan biar ga terlalu susah ngucapin dan terlihat lebih singkat.
Dita POV
'Naik apa coba ke sekolah? angkot kali ya? mana ada angkot yang lewat sekitaran sini' batin Dita.
Minta tolong anterin aja kali ya sama adrian? tapi mana mau Adrian nganterin gue.
Adrian berhenti di depan gue dengan sepeda motornya.
"Mau pergi sekolah naik apa?" Tanya Adrian.
"Nggak tahu."
"Ohhh."
'WHAAAT??! OH DOANG?? istrinya lagi kesusahan bukannya ditolongin juga' batin Dita.
"Di depan ada angkot, lo naik aja, udah jangan harap gue bakalan nganterin lo, berat, ogah gua."