Ketegangan menyelimuti udara saat Kyy dan pasukannya bergerak menuju perbatasan utara. Di tengah malam yang sunyi, mereka bersiap untuk menghadapi loyalis Roma, yang kini dikenal sebagai Kekaisaran Silvanus nama baru yang diambil dari kebangkitan semangat dan harapan rakyat yang menginginkan kebebasan.
Kyy tahu bahwa pertempuran ini adalah momen krusial. Jika mereka berhasil menghentikan Kekaisaran Silvanus, mereka akan menunjukkan kepada seluruh provinsi bahwa kekuatan kebebasan tidak bisa diabaikan. Dalam perjalanan, Kyy mengingatkan pasukannya untuk tetap bersatu dan tidak terpecah belah.
“Setiap langkah kita hari ini adalah untuk memastikan bahwa perjuangan kita tidak sia-sia!” serunya. Suara Kyy menggema di tengah malam, menyalakan semangat di dalam hati setiap prajuritnya.
**
Saat mereka tiba di perbatasan, Kyy mengamati medan tempur. Kekaisaran Silvanus telah mendirikan pos-pos pertahanan yang kuat. Di balik dinding, suara-suara keras dan langkah kaki prajurit mereka terdengar. Kyy tahu bahwa mereka harus bergerak cepat dan mengambil inisiatif.
“Kita harus memecah garis pertahanan mereka,” kata Rana, sambil memetakan strategi di tanah. “Jika kita bisa menyerang dari dua arah, kita akan mengejutkan mereka.”
Kyy setuju dan segera membagi pasukannya menjadi dua tim: satu untuk menyerang langsung, dan satu lagi untuk mengepung dari sisi. Dia tahu bahwa kunci keberhasilan terletak pada kecepatan dan kejutan.
**
Dengan strategi yang disusun, Kyy memimpin pasukan utamanya ke depan. Dalam kegelapan malam, mereka mendekati garis pertahanan Kekaisaran Silvanus. Hati Kyy berdegup kencang, tetapi tekadnya untuk melindungi rakyatnya mengalahkan rasa takutnya.
“Siap!” teriak Kyy saat mereka memasuki jarak tembak. Tiba-tiba, mereka meluncurkan serangan mendalam ke pertahanan musuh. Suara logam beradu dan teriakan semangat mengisi udara saat dua pasukan bertemu.
Ketika pertempuran berkecamuk, Kyy berjuang dengan semangat juang yang luar biasa. Ia memimpin di garis depan, memenggal musuh dan membangkitkan semangat pasukan di sekitarnya. “Untuk kebebasan!” teriaknya, menginspirasi pasukan untuk melawan lebih keras.
**
Sementara itu, pasukan kedua yang dipimpin oleh Rana berhasil mengepung sisi lain. Kyy bisa melihat dari jarak bahwa mereka berhasil menciptakan kekacauan di antara pasukan Kekaisaran Silvanus. Musuh tampak terdesak dan bingung.
Melihat peluang tersebut, Kyy menggenggam senjatanya dengan kuat dan memberi isyarat untuk mempercepat serangan. “Ayo, teman-teman! Kita sudah dekat dengan kemenangan!” serunya dengan semangat.