Setelah perjalanan yang penuh semangat di provinsi selatan, Kyy merasakan perubahan yang nyata dalam masyarakatnya. Rakyat kini lebih bersatu dan percaya bahwa mereka dapat menghadapi tantangan bersama. Namun, di balik semua keberhasilan itu, Kyy tahu bahwa ancaman dari Kekaisaran Silvanus belum sepenuhnya sirna. Terlebih lagi, Gaius, mantan jenderal Roma yang kini menjadi musuh bebuyutannya, masih mengintai di bayang-bayang.
Dalam suasana kekhawatiran ini, Kyy memutuskan untuk mengumpulkan dewan pemerintahan dan membahas langkah-langkah strategis untuk menghadapi ancaman yang masih ada. “Kita perlu mengetahui setiap langkah yang diambil oleh Gaius dan sisa-sisa loyalis Silvanus,” katanya saat pertemuan dimulai.
Rana, yang duduk di sampingnya, mengangguk. “Kita harus memperkuat jaringan intelijen kita. Mengirim mata-mata ke wilayah-wilayah yang diduga menjadi basis mereka adalah langkah pertama yang krusial.”
**
Setelah pertemuan, Kyy menugaskan beberapa pasukannya untuk menyusup ke dalam kelompok loyalis yang masih ada. Dia ingin mengetahui rencana Gaius dan memastikan bahwa mereka tidak akan terkejut jika terjadi serangan mendadak.
Namun, saat Kyy mempersiapkan strateginya, bayangan masa lalu mulai menghantuinya. Dia teringat akan masa ketika Gaius masih menjadi sahabat dan mentor. Kenangan itu mengisi benaknya, menciptakan keraguan di hati Kyy.
Apakah Gaius masih ada harapan untuk kembali ke jalan yang benar? pikir Kyy. Namun, ia segera menyadari bahwa situasi kini berbeda. Gaius telah memilih jalan yang kelam, dan Kyy harus siap untuk melindungi rakyatnya dari setiap ancaman.
**
Ketika Kyy berkeliling provinsi, ia berusaha untuk merangkul rakyatnya. Dia berbicara di pasar, mendengarkan aspirasi, dan memastikan bahwa setiap orang merasa terlibat. Rasa solidaritas mulai terbangun, tetapi di balik senyuman mereka, Kyy bisa merasakan ketegangan.
Di satu desa kecil, seorang wanita tua mendekatinya. “Jenderal Kyy,” katanya dengan suara lembut, “apakah kita akan aman dari ancaman Gaius? Banyak dari kami yang masih merasa takut.”
Kyy menatap mata wanita itu dan merasakan beban tanggung jawab yang besar. “Kita akan berjuang untuk memastikan keamanan dan kebebasan kita,” jawabnya dengan tegas. “Kita tidak akan membiarkan masa lalu menghantui masa depan kita.”
**
Sementara itu, di markas Kekaisaran Silvanus, Gaius mulai merencanakan strategi balasan. “Kyy mungkin telah memenangkan pertempuran, tetapi dia tidak akan pernah bisa mengalahkan tekad kita,” katanya kepada para loyalis yang setia. “Kita akan membangun kembali kekuatan kita dan menghancurkan impian kebebasan mereka!”
Gaius mengumpulkan pasukan yang tersisa dan merencanakan serangan yang lebih besar, kali ini dengan strategi yang lebih terencana. “Kita akan mengarahkan serangan kita ke provinsi-provinsi yang masih ragu. Kita akan menunjukkan kepada mereka bahwa Kyy tidak sekuat yang mereka pikirkan,” tambahnya.
**
Di sisi lain, Kyy menyadari bahwa ancaman ini mungkin tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam diri masyarakatnya. Ia memutuskan untuk mengadakan forum terbuka di alun-alun, di mana semua warga dapat berkumpul dan berbicara tentang kekhawatiran mereka. “Kita harus saling mendukung,” ujarnya, “karena hanya dengan bersatu kita dapat mengatasi ketakutan.”
Dalam forum tersebut, warga mulai mengungkapkan perasaan mereka. “Kami takut akan perpecahan lagi,” kata seorang pemuda. “Kami tidak ingin kembali ke masa kelam ketika kekuasaan dipegang oleh satu orang.”
Kyy mendengarkan dengan seksama dan memberi jaminan. “Saya tidak akan pernah membiarkan kekuasaan itu terpusat kembali. Kita adalah satu bangsa, dan setiap suara akan didengar.”
**
Ketika forum berakhir, Kyy merasa lebih kuat. Dia tahu bahwa rakyatnya bersedia untuk berjuang bersamanya, tetapi ancaman Gaius semakin mendekat. Kyy kembali ke markas dan merencanakan langkah selanjutnya. “Kita harus memperkuat pertahanan di setiap provinsi,” kata Kyy kepada Rana dan para pemimpin lainnya. “Kita tidak bisa membiarkan mereka merusak apa yang telah kita bangun.”
Rana mengangguk setuju. “Saya akan memimpin pelatihan untuk meningkatkan keterampilan tempur di antara rakyat. Kita perlu memastikan bahwa mereka siap jika serangan terjadi.”