Matahari terbit dengan cahayanya yang menyilaukan, menerangi medan perang yang dipenuhi pasukan Kyy dan Kekaisaran Persia. Kyy berdiri di barisan depan, merasakan detak jantungnya yang berdegup kencang. Semua pasukannya bersiap, tampak tegang tetapi penuh semangat.
“Pasukan Persia akan segera datang. Ingatlah bahwa kita bertarung bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi untuk masa depan kita!” Kyy berteriak, suaranya menggema di antara barisan prajurit. Dia merasakan semangat yang menyala-nyala dalam hati mereka.
Rana, di samping Kyy, menyusun formasi pertahanan. “Kita harus memastikan bahwa barisan kita tetap kuat. Kita tidak boleh memberi mereka celah untuk menyerang.” Dia mengatur posisi pasukan dengan cermat, memastikan setiap prajurit tahu perannya.
**
Tak lama setelah persiapan selesai, Kyy melihat debu yang diangkat oleh langkah kaki ribuan prajurit Persia di kejauhan. Mereka datang, berbaris rapi dengan bendera yang berkibar anggun di belakang mereka. Kyy bisa merasakan aura kekuatan dan disiplin dari tentara yang terkenal dengan keterampilan tempur mereka.
“Ini adalah saat yang kita tunggu-tunggu!” Kyy menekankan, menatap pasukannya dengan penuh keyakinan. “Saatnya kita menunjukkan kepada dunia bahwa kita tidak akan mundur!”
Kedua pasukan bersiap untuk bertempur. Dalam hati Kyy, dia merencanakan strategi serangan. “Kita akan memecah barisan mereka dengan serangan mendadak. Kita harus menargetkan pemimpin mereka dan mengacaukan komando mereka.”
**
Pertempuran dimulai dengan suara terompet yang menggema. Pasukan Persia menyerang lebih dulu, meluncurkan panah ke arah Kyy dan pasukannya. Kyy memerintahkan pasukannya untuk menangkis serangan dan segera membalas dengan panah mereka sendiri.
Ketika pasukan Persia mendekat, Kyy memimpin serangan balik. “Serang!” teriaknya, dan pasukannya meluncurkan serangan balasan yang membara. Mereka melawan dengan gigih, berusaha menghancurkan barisan lawan yang lebih kuat.
**
Pertempuran berlangsung sengit. Kyy berlari ke depan, berusaha menembus barisan musuh. Dia melihat pasukannya berjuang dengan gagah berani, tetapi mereka menghadapi kesulitan melawan jumlah musuh yang lebih besar.
Saat kekacauan terjadi, Kyy melihat pemimpin pasukan Persia yang dikenal dengan keberaniannya, Aryan. Kyy tahu bahwa jika mereka bisa mengalahkan Aryan, kekuatan moral pasukan Persia akan terguncang.
“Rana, ikuti aku! Kita harus menargetkan pemimpin mereka!” kata Kyy dengan penuh semangat.