Bandung 29 April
10:28 PM
Ku teguk secangkir espresso panas yang ku buat bebarapa menit lalu. Masih terlalu panas, namun tak ku hiraukan sepanas apa itu, rasanya sama saja, sama-sama berada dalam mulutku lalu mengalir melewati tenggorokan, lalu menuju ke lambung.
Lucunya, dulu aku yang sering melarang seseorang untuk tidak mengkonsumsi minuman berkafein ini. Tapi sekarang? Hampir setiap jam aku mengkonsumsi minumam hitam ini. Entah berapa liter minuman itu masuk ke dalam perut ku hari ini.
Hal yang dapat mengalihkan ku dari penatnya dunia, lalu kembali saat tegukan terakhirnya. Ku nikmati kandungan Acetylmethylcarbinol yang ada di dalamnya, gurih. Bercampur dengan rasa asam dari banyaknya kadar Quinic Acid pada kopi yang sedang ku nikmati.
Inilah hidup bukan? Gurih, asam, pahit, dan manis jika kita tambahkan. Aku tersenyum getir, memandang taman kecil tempat biasa keluarga kecilku berkumpul. Dari ruang keluarga yang hanya di batasi sliding door yang ku biarkan terbuka ini, aku mengamatinya. Seputar kejadian-kejadian berputar seakan kaset tua yang baru ku temukan dari rak di gudang pikiranku.
Dingin?