GENESIS

syarahnafa
Chapter #5

H E P T A G O N

Bandung

10:08 AM

-Ahmada Reynand Faeyza-

Setelah menghabiskan sarapan bersaama Ayyara, aku sedikit berpikir untuk memulai obrolan dengan perempuan itu. Sepertinya, aku harus membuka diriku, memberi celah kepada Ayyara untuk bisa menimbang, apakah ia ingin masuk kehidupku atau hanya sekedar melewati gerbang yang kubuat.

Ayyara harus tahu seberapa gelap jiwa ku, seberapa banyak aura kematian yang mengelililngiku. Mungkin ini terlalu sensitive untuk diriku maupun Ayyara. Karena aku menyadari bahwa ‘mati tak selalu bersyarat’.

Kebenaran bahwa untuk menghidupkan sesuatu, harus ada yang mati terlebih dahulu. Aku melihat gurat perubahan pada air muka Ayyara, tapi aku tetap ingin membuka diri agar Ayyara tahu dimana titik terlemahku.

Aku rasa, dia sama sepertiku, sama-sama pernah mengalami hal yang menyakitkan akibat kejahatan dunia yang tidak pernah memilih siapa target nya. Merasa kosong, merasa hampa adalah hal yang aku alami, ambisiku untuk hidup lenyap entah kemana. Tapi anehnya, setelah bertemu dengan Ayyara, ambisi dan kepercayaanku kepada dunia kembali.

Lagi dan lagi, aku tersenyum melihat tangan lentik Ayyara saat memotong bahan untuk proyek maketnya. Ada hal yang mendorongku untuk terus bertanya pada Ayyara, tentuya dengan jawaban-jawaban dari Ayyara yang masih terfokus pada pekerjaannya. Ayyara ternyata jauh lebih baik dari praduga ku, namun di sisi lain aku tahu bahwa ada hal yang ia kubur dalam-dalam, dan entah apa itu. 

Setelah masuk waktu dzuhur, aku izin untuk mengikuti sholat berjama`ah di masjid yang ada di dekat rumah Ayyara. Sepulang dari masjid, aku sempat berpapasan dengan salah seorang tetngga Ayyara.

“Mas nya orang baru ya?” Tanya seorang bernama pak Bagus yang baru berkenalan dengan ku.

“Ah, iya pak. Saya sedang main-main di daerah sini.” Jawab ku.

“Oh ya? Saudaranya siapa disini mas?”

“Emm…bukan saudara sih pak, teman.” Hidup, lanjutku dalam hati sambil meng aamiinkan.

“Teman atau pacar mas?” Tanya pak Bagus sambil tersenyum penuh arti..

“Mohon do`a nya saja pak.” Aku terkekeh oleh guyonan pak Bagus.

“Memang calonnya siapa mas? Apa anak pak RT?”

Lihat selengkapnya