GENG MOTOR VS ANAK KEBANGGAAN BIMASAKTI

Wiza chaisarin
Chapter #2

1. PERMUSUHAN

Sebuah mobil sport mewah berwarna putih memasuki area parkiran SMA Bimasakti. Pintu mobil itu terbuka dan menampilkan seorang gadis cantik yang menggunakan kacamata hitam serta tas biru muda yang terlampir di pundak kanannya.

Banyak pasang mata yang menatapnya dengan sorot kagum dan terpesona. Namun gadis itu tidak meresponnya sama sekali. Ia malah memasang wajah datar sehingga membuat para kaum adam berpikir dua kali sebelum mendekatinya.

Pada saat yang sama, sebuah mobil sport berwarna hitam juga memasuki area parkiran SMA Bimasakti. Seorang cowok tampan dengan seragam sekolah serta jaket jeans yang membalut tubuhnya keluar dari mobil tersebut. Cowok itu mengenakan sebuah jaket jeans dengan lambang Jaguar dan juga tulisan ' Sevguar ' di belakangnya.

Penampilan cowok itu terkesan cool dan menawan. Ditambah lagi dengan wajahnya yang memiliki kadar ketampanan di atas rata rata, sehingga membuat para kaum hawa terpikat dan langsung menjerit histeris saat melihatnya.

Namun berbeda dengan gadis yang ada di hadapannya saat ini. Aurora Zeandra, seorang gadis yang sudah menjadi musuh bebuyutannya sejak lama di sekolah ini.

"Apa lo liat liat?" Sinis Aurora membuat Cowok di depannya itu memasang wajah dinginnya dan mengangkat satu alisnya.

"Suka suka gue. Mata punya gue, kenapa lo yang sewot?" Balas cowok itu ketus

"Berisik lo kutub!" Sahut Aurora

"Nama gue Galaksi."

Galaksi Ivander, ketua dari Geng Jaguar yang sudah terkenal nakal dan juga pemberani. Sebuah Geng motor yang terkenal di berbagai sekolah sebagai Geng yang paling ditakuti oleh banyak orang.

Aurora melepas kacamata hitamnya dan meletakkannya diatas rambut panjangnya yang terurai. Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap tajam kearah Galaksi.

"Oh ya? Tapi gue lebih suka manggil lo kutub selatan." ujar Aurora

"Dasar Nenek lampir." cibir Galaksi membuat Aurora mengepalkan kedua tangannya.

"Lo bilang apa tadi?" Tanya Aurora

"Nenek lampir!" ulang Galaksi tanpa beban.

"Dasar kep-"

"Aura!"

Ucapan Aurora terhenti karena suara teriakan yang memanggilnya. Aurora memutar kedua bola matanya malas. Tanpa perlu melihatnya, Aurora sudah bisa menebak siapa yang meneriaki namanya tadi. Siapa lagi jika bukan Kejora, sahabatnya.

Kejora dan Bulan menghampiri Aurora dan Galaksi yang masih perang dingin satu sama lain.

"Eh sorry ganggu, lo berdua lagi pacaran ya?" Celetuk Kejora membuat Aurora dan Galaksi menatap tajam kearahnya. Sedangkan yang ditatap hanya mengeluarkan cengirannya dengan wajah tanpa dosa.

"Ra, masuk kelas yuk! 5 menit lagi udah bel mau masuk." Ajak bulan membuat Aurora melirik jam tangannya.

Aurora kembali memusatkan pandangannya kepada Galaksi. Gadis itu menatap tajam Galaksi yang sedang bersandar di depan mobilnya.

"Awas lo! Urusan kita belum selesai." Ucap Aurora dengan sorot matanya yang tajam.

"Terserah." Sahut Galaksi kemudian langsung berlalu pergi begitu saja. Aurora menggeram kesal melihat sikap Galaksi yang sangat menyebalkan.

Aurora menatap kearah kejora dan bulan dengan tatapan dinginnya.

"Yang lain mana?" Tanya Aurora.

"Udah ada di kelas Ra." jawab bulan mewakili.

"Kelas kuy! Ntar di liatin Pak Jerry bisa dihukum kita. Lo berdua tau kan itu guru, galaknya kagak ketolongan?" Ujar Kejora membuat bulan melotot kearahnya.

"Jor, jangan keras keras ngomongnya. Kamu tau kan, pak Jerry itu punya indra keenam." ujar Bulan mengingatkan.

"Yaelahhhh Lan, tenang aja kali. Masa itu bapak botak cenayang sih? Nggak percaya gue." jawab Kejora santai.

"Kamu bilang apa tadi kejora?"

Sebuah suara dari belakang mereka membuat Kejora tersentak. Aurora melirik kearah Kejora agar gadis itu melihat kearah belakangnya. Perlahan, Kejora memutar tubuhnya untuk melihat kearah belakang. Gadis itu mengeluarkan cengirannya ketika melihat Pak Jerry yang sedang menatapnya tajam.

"Eh bapak ganteng. Bapak apa kabar pak?" Tanya Kejora dengan cengirannya.

"Kamu tadi ngomongin bapak kan?" Tanya pak Jerry dengan tatapan penuh selidik.

"Eng...enggak kok pak. Ih bapak! fitnah itu dosa lho pak." jawab Kejora membuat Aurora berdeham.

"Yang bohong lebih dosa." celetuk Aurora membuat Kejora mendelik kesal kearahnya.

"Kejora! Kamu bapak hukum piket sendirian hari ini." Ucap Pak Jerry membuat Kejora mendengus.

"Busetttt pak, saya jangan di hukum dong pak. Masa bapak tega sih ngehukum siswi cantik kayak saya?" Ujar Kejora dengan wajah memelas.

"Tidak ada penolakan!" Sahut Pak Jerry kemudian berlalu pergi meninggalkan ketiga siswi itu.

"Dasar bapak cenayang!" Gerutu Kejora kesal.

"Kejora, saya dengar!" Teriak pak Jerry membuat Kejora gelagapan.

"Eh, ampun pak. Ampun!"

*****

Bel istirahat telah berbunyi membuat para siswa dan siswi berhamburan keluar menuju tempat favorit mereka, kantin.

Aurora in the geng sedang berjalan di koridor sekolah sambil sesekali bercanda dan tertawa riang. Ketujuh gadis itu tengah menjadi pusat perhatian semua orang yang melihatnya. Mereka adalah Aurora, Kejora, Bulan, Venus, Benua, Salju, dan libra. Banyak dari mereka yang memandang ketujuh gadis itu dengan tatapan kagum, dan ada juga yang memandang mereka dengan tatapan iri dan tidak suka.

"Widihhh bidadari lewat woyy!"

"Neng Aura, jadi pacar abang yuk!"

Lihat selengkapnya