"Gu... gue bu-"
"ASTAGA! MATA SUCI GUE TERNODAI ANJIRRRR! GAL, LO NGAPAIN DI POJOKAN GITU HAH?"
Galaksi dan Aurora langsung tersentak seketika karena mendengar teriakan keras dari Leo. Galaksi dengan cepat langsung menyingkirkan wajahnya dari Aurora sehingga membuat gadis itu akhirnya bisa bernafas lega. Lelaki itu mengumpat kesal kepada teman temannya karena datang di waktu yang tidak tepat.
Jika saja kelima teman sialannya itu tidak datang, mungkin saja saat ini ia sudah bisa mendengar jawaban Aurora atas pertanyaannya tadi. Dasar teman sialan!
"Gal, lo ngapain mojok mojokan kayak gitu di sini? Sekalian aja di kamar noh, Lebih luas!" Celetuk Badai sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
Badai meringis kesakitan ketika lemparan sepatu dari Aurora tepat mengenai kepalanya.
"Busetttt! pacar lo galak amat sih Gal!"
"Mau gue gantung lo hah?" Teriak Aurora dengan wajah memerah membuat Badai menggelengkan kepalanya sambil bergidik ngeri.
Samudra, Bintang, dan Leo tertawa ketika melihat Badai yang sedang mengusap dahinya sambil meringis kesakitan.
"Lo sama Aura ngapain Gal di Markas berdua?" Tanya Samudra dengan tatapan penuh selidik membuat Galaksi mendengus kesal.
"Nggak tau tempat lo Gal. Masih mending keliatan sama kita kita. Lah kalo sama anak anak? Bisa jatuh reputasi lo." Sambung Bintang.
"Berisik lo pada! Nggak usah kepo urusan gue." Sahut Galaksi sambil berjalan menuju sofa lalu mengambil sebuah plastik yang ia bawa tadi.
Lelaki itu kembali berjalan mendekati Aurora membuat gadis itu refleks melangkah mundur karena masih shock dengan kejadian tadi. Galaksi berdecak kesal lalu mendekatkan wajahnya kearah telinga kanan gadis itu.
"Tenang aja, gue nggak bakalan macem macem. Sekarang, mendingan lo masak buat gue." Bisik Galaksi membuat Aurora mendengus kesal. Berani beraninya lelaki ini memerintahkannya? Memang dia pikir, dia itu siapa?
Aurora menghembuskan nafasnya kasar. Lebih baik ia memasak dari pada harus berkumpul dengan teman teman Galaksi dan ditanyai mengenai kejadian tadi. Benar benar memalukan!
Gadis itu langsung merebut kantong plastik dari tangan Galaksi kemudian segera berjalan menuju dapur yang ada di Markas itu. Aurora membuka plastik putih itu yang ternyata berisi berbagai bahan masakan yang sudah di beli Galaksi. Gadis itu langsung menyalakan kompor yang ada di sana dan mulai memasak.
"Ra, lo mau masak?" Tanya Samudra.
"Iya." sahut Aurora ketus.
"Rajin banget lo Ra." Puji Bintang sambil terkekeh.
"Bos lo yang nyuruh gue masak. Katanya, dia lagi ngidem nasi goreng!" Jawab Aurora membuat Galaksi mendengus kesal.
"Widdihhh nasgor bray! Gue mau dong Ra." Jawab Leo ikut ikutan. Karena sebenarnya, lelaki itu juga sedang merasa lapar saat ini.
"Gue juga mau dong Ra!" Timpal Badai membuat Aurora mendelik tajam kearahnya.
"Nih buat lo berdua!" Jawab Aurora sambil menunjukkan spatula yang sedang ia pegang.
"Ebusetttt galak amat sih neng Aura!" Desis Leo membuat gelak tawa Samudra meledak.
"Hahaha... Emang enak lo Le!" Ejek Samudra membuat Leo mengerucutkan bibirnya sok imut.
"Pengen gue tampol itu bibir lo!" Ucap Bintang.
"Tau Le! Sok imut Anjirrr!" Timpal Badai.
"Kaliyan jaat! Dedek Eooo mau angiisss!" Ucap Leo dengan suara yang dibuat buat seperti bayi. Kelima temannya memutar kedua bola mata mereka malas melihat kelakuan Leo.
"Najis anjirrrrr!" Badai menjitak kepala Leo karena sahabatnya yang satu itu selalu saja mempunyai otak yang konslet alias sinting.
"Otak lo kagak pernah bener Lee!" Cibir Bintang seraya menggeleng gelengkan kepalanya.
"Kagak waras lo!" Timpal Samudra.
Galaksi menggelengkan kepalanya ketika melihat teman temannya yang masih saja asik berdebat mulut. Lelaki itu mengalihkan tatapannya kepada Aurora yang sedang memasak. Galaksi menarik kedua sudut bibirnya ketika melihat Aurora yang sedang fokus memasak dengan keringat yang membasahi pelipisnya.
Cantik, Batin Galaksi.
Bagi Galaksi, Aurora terlihat lebih cantik ketika gadis itu sedang memasak seperti sekarang. Lelaki itu bahkan tidak bisa mengalihkan pandangannya ke arah lain. Fokusnya hanya tertuju kepada Aurora. Sampai sampai, Galaksi tidak menyadari bahwa sedari tadi ada sepasang mata yang terus mengawasinya.
*****
Aurora menghela nafasnya lega. Akhirnya, masakannya selesai juga. Gadis itu tersenyum sambil memandang puas hasil kerja kerasnya. Aurora memotong beberapa tomat dan timun untuk menambahkan sensasi rasa pada nasi goreng buatannnya.
Setelah merasa semuanya sudah selesai, gadis itu langsung membawa nasi goreng buatannya menuju ruang berkumpul. Tempat dimana Galaksi dan teman temannya sedang berbincang bincang.
"Eh eneng Aura! Kok tau sih kalo abang Eo lagi laper? Emang calon istri idaman abang nih, pengertian!" Leo berdiri dari duduknya lalu langsung berjalan menghampiri Aurora membuat Galaksi menatap tajam kearah lelaki itu. Tetapi sayangnya, tatapan itu tidak di hubris sama sekali oleh Leo.
Saat Leo ingin mengambil nasi goreng buatan Aurora, Gadis langsung memukul kepalanya sehingga membuat lelaki itu meringis kesakitan.
"Adduhhh neng Aura! Kok dedek Eo di pukul sih? Sakit au!" Ringis Leo dengan suara yang di buat buat seperti anak kecil yang baru saja jatuh dari genteng. Busettt! Yakali dari genteng, Keburu remuk itu anaknya!
"Dedek dedek, dedek pala lo pea! Dasar nggak sadar umur! Udah keriput aja masih belagu lo!" Cibir Aurora yang mengundang gelak tawa dari teman teman Galaksi.
"Gimana dek? Enak dimarahin sama emak lo?" Tanya Samudra dengan sisa tawanya.
"Berisik lo Sam! Gue sumpel juga entar mulut lo." Jawab Leo dengan wajah merengutnya.
"Dengerin tuh Lee! Sadar umur lo!" Sorak Badai sambil terkekeh melihat wajah Leo.
Aurora menggelengkan kepalanya melihat kelakuan konyol teman teman Galaksi. Tapi jujur, sebenarnya ia juga merasa senang karena kelakuan teman teman Galaksi yang mampu menghiburnya.
"Sini!" Panggil Galaksi membuat Aurora menghampiri lelaki yang sedang duduk itu.
"Lo beli?" Tanya Galaksi sambil mengambil piring masakan Aurora. Lelaki itu tersentak ketika melihat masakan yang dibuat Aurora ternyata adalah Nasi goreng, makanan kesukaannya.
Aurora mendengus kesal mendengar pertanyaan tidak berguna dari Galaksi. Apa lelaki itu tidak melihat jika ia sedari tadi sedang bergulat dengan alat alat dapur? Menyebalkan!