Prima memandang lelah kakak tingkat di hadapannya itu. Panas begini, dia disuruh untuk meminta tanda tangan ketua BEM. Demi akang gendang, yang benar saja dia harus rela berdesakan dengan para wanita untuk meminta tanda tangan ketua BEM. Ah, dia sendiri juga wanita.
Dia duduk dengan asal di lantai, menunggu beberapa wanita masuk dengan berdesakan. Ya Allah tolong, ini hanya bertemu dengan ketua BEM seperti ini, belum bertemu dengan Engkau. Prima mrngelus dadanya pelan. Seseorang berdiri di sampingnya dan kini duduk dengan tersenyum hangat padanya.
"Masih rame ya? Mereka semua minta tanda tangan ya?" tanya wanita di sampingnya itu.
"Minta tiket menuju surga," ucap asal Prima, yang mampu membuat wanita itu tertawa.
"Lucu ya loe? Nama siapa?" tanyanya kembali.
"Prima, pecinta Song Jong Ki garis keras, eh betewe nih, dikau siapa? Kenapa langsung duduk?"
"Gue Mina, lihat mereka berdesakan gitu, ngeri kalau harus masuk sekarang."
Barisan para wanita sudah sepi, mereka berdua masuk dan menyodorkan buku tulis kosong, hanya untuk meminta tanda tangan ketua BEM.
"Nama kamu siapa?" pertanyaan itu diutarakan untuk Prima.
"Maemunah, biasa dipanggil Marimar," ucapnya tanpa dosa, yang mampu membuat Mina menahan tawa.
Ketua BEM itu mengangguk mengiyakan, lalu beralih menatap Miina yang hanya diam. Berdeham sekali lagi, menyugar rambutnya ke belakang, cara terbaik untuk menarik hati wanita adalah dengan cara membangun aura ketampanan. Sehingga para wanita mampu terpesona.
"Kamu namanya siapa?" sekali lagi dia menyugar rambutnya, saat bertanya pada Miina.
"Kakak lagi ketombean ya? Dari tadi garukin kepala mulu ke belakang," jawaban Prima mampu membuat ketua BEM meliriknya tajam. "Salah saya apa coba? Dede tidak tahu apa-apa Kakak, harap bersabar ini ujian hidup yang selalu dilalui tanpa adanya jawaban dari Tuhan secara langsung jika Anda bertanya."
"Pergi deh kalian berdua! Otak gue makin pusing," usir ketua BEM itu kembali.
"Kakak ... Jo-nono saya ucapkan terima kasih banyak atas tanda tangan yang telah diberikan kepada kami berdua."
Mengacak rambutnya frustasi, "Nama gue Jhoni, J-H-O-N-I bacanya JHONI!" tegasnya.