Genius Patner

Vivinavy
Chapter #1

Page 01

Kantin yang penuh sesak akan manusia manusia kelaparan. Bangku bangku sudah terisi penuh oleh para murid yang berhasil sampai dikantin duluan dan mendapat antrean depan. Bahkan beberapanya ada yang tiba sebelum bel istirahat berbunyi.

Di suatu bangku berisi 3 kursi, Zilan memandangi dua sepasang yang duduk di depannya khusyuk menikmati bakso mereka tanpa ada percakapan. Dia tidak merasakan aura-aura asmara terpancar dari kedua manusia dihadapannya ini. Zilan mengamati wajah mereka.

"Ternyata bener kata orang, kalau jodoh itu biasanya wajahnya mirip," kata Zilan.

Kal mengernyit heran. "Emang mirip kali. Namanya juga saudar-a hmmph.."

Raden membekap mulut Kalingga dan melotot. Sepersekian detik kemudian mata Kalingga ikut membesar menyadari dirinya keceplosan. Ia menyingkirkan tangan Raden dari mulutnya dan menyengir.

"E-eh ehehe anu.. aku dipanggil temen temen ehe, jangan potong gaji aku yahh, sayangg bang raden, dadah muah." Setelah memberikan cium jauh singkat kalingga segera berlari menuju meja teman temannya.

Raden menatap malas kepergian Kalingga dan melanjutkan makannya seolah tidak ada yang pernah terjadi. Sedangkan Zilan menatap horor kearah Raden.

"Den, jelasin maksud sauda-ra"

"Suttt.. Dengan syarat lo gaboleh bocor ke siapapun. Sedikit aja bocor, gue pastiin hidup lo ga tenang." Sela Raden.

"Sipp, gue kan solid, anti bocor bocor meskipun gapake cat paint." Zilan mengacungkan jempolnya dekat wajah Raden.

Raden menepis tangan Zilan dan mendorong kepalanya untuk mendekat. "Kal itu adek kandung gue. Dari namanya aja udah ketahuan, Ajeng Kalingga Prameswati sama nama gue Raden Airlangga Prameswara, tapi gaada yang peduli,, mereka lebih sibuk mikirin hubungan daripada nama lengkap. Trus ini dia gue suruh pura-pura jadi pacar gue selama gue di sekolah trus-"

"Lah emang mau dia?" Sela Zilan cepat.

"Diem dulu. Makanya itu, Dia gaakan mau semudah itu, tapi bocah itu mata duitan jadi mudah aja, gue sogok tuh anak, jadi dia mau. Untungnya juga mulutnya pedes kaya boncabe level 100 sama sifatnya bar-bar, jadi makin mudah ngejauhin gue dari gangguan cewe lain"

"Tapi selama lo disekolah.. sampe lo lulus? Berati dia ga bisa pacaran? Trus effort bener anjir sampe nyuruh adek lo akting demi ga disukai cewe lain. Sekte apa kau nih rajuu. Trus trus.." Zilan semakin memelankan suaranya "Lo... suka cowo ya? MONYETT, SAKIT BEGO." Raden menjitak kepala Zilan dan menjauh.

Raden menghela nafas kasar. "Pertama, dia punya pacar di sekolah lain, jadi aman. Ini bisa jadi bahan anceman ke mama juga kalau dia macem-macem. Kedua, males gue sama cinta-cintaan. Apa gunanya, kalo putus nanti sakit hati dan gara-gara mikirin pasangan bisa bikin goblok. Gini-gini effort gue cukup buat ngejauhin dari hal-hal ga berguna itu. Gue udah muak sama cewe cewe gatel yan nempel mulu ke gue. Mereka bahkan chat gue, spam, siapa yang ga rishi. Tiga, gue ga pernah dan gaakan pernah jatuh cinta sama cowo."

"Anjir keren, spesies jomblo seumur hidup telah ditemukan. Masa lo gapernah sekalipun ngerasain jatuh cinta sama cewe-cewe muda belia cakep manis gitu?"

"Pernah, pas SD kayanya."

"DEMI NANGKA.. truss smp lo ngapain aja coii??"

"Jatuh cinta sama angka."

"Stress lo. Ga caya gue."

Raden tidak menanggapi, ia melanjutkan menyeruput es jeruk yang sudah pudar kelamaan dibiarkan. Zilan yang excited menunggu jawaban melemaskan badannya karena taka da respon. Berharap apa juga dia. Ia mengetuk jarinya di meja dan melihati orang orang di kanyin.

Lihat selengkapnya