Genius Wife & Superstar Husband

Fallen_Angel
Chapter #39

Chapter 39: Tanda Tangan Khusus

Setelah memesan makanan dan kembali duduk di kursi kosong tadi, Carolina menyantap gado-gado yang dia pesan dengan lahap. Sudah dua minggu sejak terakhir dia makan gado-gado yang sesuai dengan seleranya, dia beberapa kali memesan gado-gado secara online, tapi gado-gado milik ibu kantin tetap yang terbaik, selain gado-gado buatan mamanya.

Carolina baru saja akan memasukkan kerupuk yang telah dicelupkan bumbu kacang ke dalam mulutnya, namun tiba-tiba beberapa orang mulai duduk disampingnya, Carolina melirik mereka sekilas sebelum akhirnya memutuskan untuk tidak peduli.

Hal biasa bagi seseorang untuk berbagi meja di kantin, apalagi saat kantin lagi ramai karena jam makan siang, tapi biasanya yang tidak mendapatkan kursi telah mengenal orang yang mendapatkan kursi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bergabung.

Sangat jarang bagi yang tidak mendapatkan kursi untuk langsung duduk di meja orang yang tidak dikenalnya, kecuali orang itu benar-benar pandai bergaul dan tidak canggung untuk bertemu dengan orang baru.

Walau hanya melihat sekilas, Carolina tahu bahwa dia tidak mengenal mereka, tapi dia sama sekali tidak keberatan berbagi meja dengan mereka, karena ada kemungkinan mereka mengenalnya, dia hanya mengenal teman seangkatannya, sih, karena dia tipe mahasiswa kupu-kupu.

“Lo yang magang di NamTech, ya?” tiba-tiba wanita yang duduk disampingnya bertanya.

Tidak… Jangan bilang...

“Ah, iya,” meski firasatnya udah tidak enak, Carolina tetap menjawab mereka.

“Lo bener-bener lihat Ethan?” tanya salah satunya lagi.

Tuhkan! Si apel merah lagi!

Carolina diam saja dan terus memakan gado-gadonya, dia bahkan sengaja memperlambat gerakan mengunyahnya.

“Iya,” jawab Carolina setelah menelan makanannya, tapi belum sempat para wanita itu bertanya lagi, Carolina sudah memasukkan makanannya kembali di dalam mulutnya.

“Kami minta tolong, dong,” ucap salah satunya lagi.

Sambil mengunyah, Carolina melihat kembali lima orang yang duduk di meja dan tiga orang yang berdiri di dekatnya. Carolina sedikit mengernyit, wajah mereka terlihat tua dan tidak polos seperti wajah kelima wanita sebelumnya, jadi Carolina mengambil kesimpulan bahwa mereka sudah di tahun ketiga atau keempat mereka.

Tapi fakultas teknik biasanya hanya memiliki sedikit wanita jika sudah berada di semester akhir, contohnya saja angkatan mereka di program studi Teknik Informatika, wanita yang tersisa tinggal 5 orang, di prodi yang lain juga rata-rata berjumlah sama, gak ada yang sampai 8 orang.

Tapi pandangan Carolina tertuju pada gelang karet berwarna kuning yang dikenakan oleh 3 orang diantara mereka, itukan gelang fakultas ekonomi!

Jangan bilang mereka mahasiswa dari fakultas ekonomi!

Apa mereka sampai mencarinya di gedung dan kantin fakultas teknik untuk menanyakan soal apel merah?!

“Minta tolong apa? Oh ya, anak fekon gak punya kantin ya sampe main ke kantin fatek?” tanya Carolina. Ketika tahu mereka bukan satu fakultas dengannya, dia tidak perlu repot-repot untuk bersikap “baik”, kan? Toh kalau mereka mengatakan dirinya gak baik, pasti anak-anak fatek gak akan percaya karena mereka dari kalangan “luar”.

“Maksud lo?” tiba-tiba salah satu wanita yang berdiri, merasa tersinggung dengan apa yang dikatakan oleh Carolina.

Temannya yang duduk berhadapan dengan Carolina yang dari tadi diam saja, menatap wanita itu seakan memberi isyarat untuk bersikap baik dan tidak mencari keributan, dia kemudian menatap Carolina dan berkata,

Lihat selengkapnya