Carolina akhirnya mengingat bahwa di komentar teratas postingan tadi, ada yang menawarkan jika ada yang penasaran, bisa dm akun itu. Carolina tidak menyangka bahwa maksud dari komentar itu adalah foto yang tidak di blur!
“Ehem,” ucap Clara lagi ketika Carolina hanya terdiam melihat layar handphone itu, “Jadi gue ke sini mau minta tolong sama lo,” lanjutnya lagi.
Tidak…
Jangan bilang…
“Apa Ra? Kalau aku bisa bantu, aku pasti bantuin kamu, kok,” jawab Carolina yang sepertinya sudah bisa menduga bantuan apa yang diinginkan Clara.
“Lo bisa mintain tanda tangan Ethan oppa, gak? Fotoin Ethan lagi pegang kertas yang dia tandatangani buat mastiin, atau tanda tangan biasa aja udah cukup kok, gak perlu ada nama gue segala, ya Carol?” ucap Clara setengah memohon. Dia sudah mengikuti dan mengidolakan sejak 2 tahun yang lalu ketika Ethan masih berada di grup Colours.
Jadi ketika mengetahui idolanya sedekat ini, Clara tidak bisa untuk tidak ingin melihatnya secara langsung, tapi karena kesempatan dia untuk bertemu dengan Ethan sedikit, dia bisa puas meski hanya dengan tanda tangannya saja.
“Aku usahain ya Ra, tapi gak janji,” jawab Carolina membalasnya dengan lebih lembut daripada yang lainnya.
Clara sedikit kecewa ketika mendengarnya, tapi dia juga mencoba untuk mengerti, “yaudah, kami permisi dulu, ya,” jawab Clara. Carolina mengangguk dan mengantarkan mereka ke depan gerbang indekos miliknya.
Setelah balik mengantarkan Clara, Carolina balik ke kamarnya untuk menyalakan laptop yang ada Yui-nya.
Sambil menunggu laptopnya untuk menyala, sebuah pikiran terlintas dibenak Carolina.
“Kira-kira kalau gue jualin tanda tangan si apel merah itu bisa laku gak ya?” pikir Carolina. Dia hari ini sudah bertemu dengan 5 wanita adik tingkatnya, 8 wanita anak fekon, dan Clara beserta satu orang temannya. Total wanita yang dia temui untuk menanyakan Ethan sudah berjumlah 15 orang.
Jika dia memiliki tanda tangan Ethan dan menjualnya seharga 100 ribu rupiah ke 15 orang itu. Dia bisa mendapatkan 1 juta 500 ribu rupiah!
“Sepertinya ini ide bisnis yang menjanjikan! Kayaknya gue harus minta tanda tangan si apel merah terus gue jual langsung, atau jual online aja kali ya?” pikir Carolina lagi.
Setelah melihat laptopnya sudah berhasil dinyalakan, Carolina segera mengesampingkan pikiran untuk bisnis menjual tanda tangan itu, ada sesuatu mendesak yang harus dia lakukan.
“Halo Yui, mama di sini,” panggil Carolina.yang kembali memakai kata kunci untuk mengaktifkan Yui.
Tiba-tiba sebuah karakter gadis elf kecil dengan sayap di punggungnya muncul dari samping layar laptopnya dan berkata, ““Selamat datang, mama. Bagaimana harimu?” balas Yui, kecerdasan buatan yang dibuat oleh Carolina.
“Coba cari tahu bagaimana tanggapan, ah tidak, cari postingan, foto, atau apa pun dengan kata kunci Nam Ethan, Ethan Nam, Ethan oppa, oppa Ethan, NamTech,” perintah Carolina. Dia awalnya ingin mencari tahu bagaimana tanggapan NamTech mengenal hal ini, tapi dia segera membuang pikiran tersebut.
Dia memutuskan untuk segera menyingkirkan itu semua tidak peduli bagaimana tanggapan NamTech.
Belum sampai 24 jam saja sejak postingan pertama itu muncul, hidupnya sudah tidak aman lagi, baik di kampus, kantin kampus, bahkan tempat indekosnya!
Bagaimana jika berita itu terlalu lama diposting dan dilihat oleh banyak orang?
Apakah mereka akan mengejarnya sampai di tempat indekosnya?