Jika memang orang-orang yang menunggu di bawah adalah fans dari Ethan, maka keadaan saat ini benar-benar gawat!
Pertama, mereka sudah mengisi lobby dan luar kantor, para pelanggan yang memang ada kepentingan dengan NamTech bisa saja terganggu dengan hal tersebut karena jumlah mereka yang banyak.
Kedua, Agung tidak tahu apa yang disembunyikan oleh Ethan, tapi dia dengan jelas memberitahukan bahwa tidak usah mengeluarkan press release mengenai dirinya yang menjadi ceo sementara.
Itu adalah perintah yang dikatakan oleh Ethan di hari pertama saat ke pimpinannya kepada Agung, jika Agung melanggar perintah tersebut, Ethan bisa saja kecewa, jika dia kecewa, kesempatannya untuk menjadi sekretaris pribadi bisa menghilang!
“Jadi? Kami harus bagaimana?” tanya manajer public relation itu dengan tidak sabar ketika Agung hanya diam saja.
“Sebentar,” jawab Agung.
Agung mengeluarkan handphonenya dan berusaha menghubungi Ethan lewat aplikasi Line, tapi Ethan tidak mengangkatnya tak peduli beberapa kali dia mencobanya.
“Apakah si bos belum bangun, ya?” pikir Agung. Perbedaan waktu Jakarta dan Seoul adalah 2 jam. Jadi saat ini, di Seoul masih pukul 10 pagi.
Agung kemudian memutuskan untuk mengirimkan pesan untuk menghubunginya jika Ethan sudah tidak sibuk lagi.
Setelah mengirimkan pesan itu, dia berusaha mencari kontak sekretaris pribadi pak Nam, untuk memberitahukan kondisi perusahaan saat ini. Tapi lagi-lagi Agung menggeleng, saat ini pemimpin perusahaan adalah Ethan, bukan papanya lagi. Lagipula sewaktu dia mengembalikkan mobil tadi malam di rumah pak Nam, pak Nam yang melihatnya keluar dari mobil mengajaknya untuk berbicara sebentar, mengatakan bahwa dia harus membantu dan memberikan masukan kepada Ethan untuk memimpin NamTech.
Jika hal seperti ini saja tidak bisa dia atasi, dia tidak pantas mendapatkan jabatan sebagai sekretaris perusahaan!
“Hello? Lo masih hidup, kan? Perintahnya gimana? Nih anak buah gue barusan kirim pesan katanya kondisi di departemen kami semakin kacau,” ucap wanita itu dengan tidak sabar.
Agung menghela nafas sebelum akhirnya berkata, “Ayo kita ke departemen public relations,”
“Lo gak percayaan banget sih sama gue! Lo gak tahu ada ayat: ‘Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya’? Udah jomblo, gak bahagia pula! Suram amat hidup lo!” ucap wanita itu.
“Kata siapa gue gak bahagia? Lagipula gue Atheis! Lo gak tahu ada pepatah dari zaman Yunani kuno ‘seeing is believing’? ” jawab Agung tak kalah sengit.
“Cih, yaudah ayok!” balas wanita itu, kemudian keduanya balik kembali menuju lift.
***
“Tuh denger, suara deringan teleponnya kedengeran sampe di luar!” ucap manajer itu ketika mereka sedang menuju ke ruangan departemen public relations.
Agung hanya diam saja dan terus melangkahkan kakinya untuk menuju ruangan itu, setelah membuka pintu ruangan itu, Agung terkejut melihat suasana di ruangan itu sampai mulutnya menganga.
kring… kring… kring…
“Halo, ini dengan NamTech, saya Beti, ada yang bisa dibantu?”
“Interview dengan ceo? Maaf ya, ceo perusahaan kami lagi sibuk, jadi saat ini belum bisa untuk melakukan interview,”
“Sekali lagi maaf ya, jika sudah tidak ada lagi yang ingin ditanyakan, teleponnya saya tutup ya, terima kasih,”
kring… kring… kring…