Melihat Ethan yang hanya diam dan kebingungan, Mi Sun menghela nafasnya.
“Dasar! Noona melihat isi pesan di handphonemu. Bukankah itu salah? Lagipula kenapa kamu tidak mengunci handphonemu? Bagaimana jika ada orang lain yang mengambil handphonemu?” tanya Mi Sun
“Ahh itu, gak apa-apa kok jika noona ingin melihatnya. Aku kan tidak menyembunyikan apa-apa. Lagipula tidak nyaman jika harus memasukkan kata sandi setiap kali kita menekan tombol power,” jawab Ethan.
Sekali lagi, Mi Sun hanya menghela nafas mendengar penjelasan Ethan.
“Ya kamu mungkin tidak menyembunyikan apa-apa dan tidak keberatan jika noona membaca pesanmu, tapi bagaimana jika orang lain yang membacanya? Bagaimana jika Ara atau Ha Joon menemukan handphonemu dan membaca pesan kamu dan Agung itu? Bukankah mereka akan mengetahui bahwa kamu pergi ke Indonesia?” tanya Mi Sun yang sedikit menurunkan volume suaranya.
Mi Sun benar-benar mengkhawatirkan Ethan yang polos dan tidak berhati-hati.
“Hmm… iya, aku nanti akan membuat kata sandi untuk handphoneku, makasih, noona!” jawab Ethan akhirnya. Setelah mendengarkan penjelasan Mi Sun, itu terasa masuk akal.
Mi Sun hanya mengangguk karena Ethan sepertinya sudah mengerti dan melepaskan genggamannya dari handphone Ethan. Ethan yang melihat bahwa Mi Sun tidak akan berkata-kata lagi, mengambil kembali handphonenya dan membuka aplikasi Line untuk membaca pesan dari Agung.
Agung NamTech: “Pak Ethan, sibuk?” 10:10
Agung NamTech: “Kalau sudah membaca pesan ini, tolong segera hubungi aku” 12.30
Ethan mengerutkan keningnya, apakah terjadi sesuatu dengan NamTech?
Ethan kemudian melihat jam yang berada di layar handphonenya, 17:30. Artinya sudah 7 jam berlalu sejak Agung pertama kali menghubunginya.
Ethan hanya menghela nafas dan mencoba menghubungi Agung kembali. Semoga saja tidak terjadi sesuatu yang gawat.
Karena dirinya dipanggil sutradara untuk melatih kembali gerakan berantem yang dilakukan Sung Woo melawan teman-temannya dan harus di make up kembali, Mi Sun tidak mengganggunya sama sekali ketika sudah membaca pesan itu, atau menurutnya pesan itu tidak terlalu penting karena dia tidak mengetahui bahasa Indonesia.
Ethan tidak bisa menyalahkan Mi Sun yang tidak langsung memberitahukannya ada pesan dari Agung karena Mi Sun tidak mengerti pesan itu, juga tidak bisa menyalahkan Agung yang mengirimkan pesan dengan bahasa Indonesia.
“Sepertinya sekarang aku tidak boleh meninggalkan handphoneku di mobil lagi jika sedang syuting,” pikir Ethan, sambil menunggu Agung mengangkat teleponnya. Bagaimana pun, saat ini dia adalah ceo sementara NamTech, yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, artinya perusahaan itu harus bergerak dibawah keputusannya sekarang.
“Halo, pak Ethan. Akhirnya,” suara Agung terdengar tak lama kemudian.