“Apa maksudmu?” tanya Ethan yang benar-benar terkejut karena Ara dengan berani meminta untuk pacaran dengannya.
“Ayo pacaran denganku. Jika oppa khawatir kita akan skandal, ayo kita pacaran secara resmi. Untuk kontrak oppa, biar aku yang urus,” jawab Ara.
Ethan terdiam sebentar ketika mendengar hal itu. Apa yang dikatakan Ara terdengar masuk akal, jika mereka berpacaran secara resmi, maka tidak akan ada gosip yang muncul.
Paling hanya artikel berita yang mengumumkan mereka berpacaran.
Melihat Ethan yang hanya diam saja, Ara berkata, “Oppa gak mau? Aku bahkan bisa ngasih oppa sumber daya dan membantu oppa menjadi aktor nomor 1 di Korea Selatan,”
Mendengar ucapan Ara, raut wajah Ethan berubah seketika. Dia memang ingin menjadi seorang superstar tapi itu karena kemampuannya, bukan karena ada dukungan atau orang dalam yang membantunya mencapai hal tersebut.
Dia sudah belajar akan pengalamannya sewaktu di Colours dulu, memang terasa enak, jadwal penuh, tampil di sana sini, tapi ketika ketahuan bahwa ada orang dalam yang mendukung mereka, kerja keras mereka selama ini seakan sia-sia.
Orang hanya berpikir bahwa karir mereka menjadi mudah dan tidak lagi melihat kerja keras mereka.
Ethan tidak mau lagi mengalami hal seperti itu!
“Aku akan memikirkannya,” jawab Ethan akhirnya. Dia tidak tega untuk menolak Ara saat ini, apalagi sekarang mereka lagi berada di lokasi syuting. Rasanya kurang pantas untuk menolak Ara saat ini, apalagi dia sampai membawakan makanan untuk para kru.
“Oke, aku akan membiarkan oppa untuk memikirkannya,” ucap Ara sambil tersenyum.
“Makasih. Sepertinya semuanya sudah mendapatkan bagiannya,” ucap Ethan tiba-tiba mengubah topik pembicaraannya.
“Begitu. Kalau begitu, ayo kita makan bersama,” jawab Ara kemudian balik ke tempat tadi untuk mengambil makanannya, Ethan mengangguk dan mengikuti Ara untuk makan siang.
Setelah selesai makan siang, Ara memutuskan untuk pulang, tapi sebelum itu dia menyapa para kru terlebih dahulu.
“Jadi, apa yang dikatakan si j*lang itu? Dia pasti memiliki motif lain untuk datang ke sini,” ucap Mi Sun yang kini berada di dekat Ethan ketika Ara telah pergi.
“Ah, dia hanya mau memberikan dukungan padaku aja kok, noona!” jawab Ethan.
“Sigh… Ethan… Ethan…,” Mi Sun menghela nafasnya lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. “Jika si j*lang itu memang hanya ingin memberikan dukungan padamu, dia bisa mengirimkan truk kopi atau truk makanan! Dia tidak perlu menghabiskan waktunya untuk datang langsung dan membawa makanannya sendiri!” ucap Mi Sun.
“Mungkin karena dia lagi ada banyak waktu?” tanya Ethan lagi. Membuat Mi Sun lagi-lagi menghela nafasnya.