“Hmm… kemampuan wanita itu memang hebat ternyata,” pikir Ethan ketika telah selesai membaca dokumen yang dikirimkan oleh Carolina. Begitu dia sampai di rumah orang tuanya di Indonesia, tiba-tiba ada sebuah email yang masuk.
FA: “Ini hasil pekerjaan yang lo suruh. Batas komplain 1 x 24 jam setelah email ini dikirim. Jika lo komplain setelah itu, uang refundnya gak akan gue kasi!”
Setelah membaca email itu, mau tak mau Ethan menghabiskan sore harinya untuk membaca laporan itu terlebih dahulu. Dia sudah membayar hampir 5 miliar rupiah dan kalau laporan itu tidak becus, dia bisa mendapatkan refund 15 miliar rupiah.
Knock… knock… knock…
Ethan yang sedang meregangkan badannya karena terlalu lama duduk dan membaca laporan itu di laptop, menoleh ke arah pintu yang diketuk.
“Masuk,” jawabnya. Pintu itu terbuka dan menampilkan sosok Tuti, anaknya Wati, pelayan keluarga mereka, yang berdiri di sana dan tampak malu-malu.
“Oh… kamu, Tuti, kan? Ada apa?” tanya Ethan.
“Oppa ingat nama aku? Omo omo omo! Mimpi apa aku semalam! Kyaa!” tiba-tiba Tuti menjadi histeris dan bersemangat. Oppanya… yang biasanya hanya dia lihat di layar handphonenya sekarang sedang berada tak jauh di depannya dan lagi, oppanya mengingat namanya!
Sebagai seorang fans, Tuti sudah berhasil!
“Iya,” jawab Ethan sambil tersenyum melihat kelakuan Tuti, “jadi ada apa?” lanjutnya.
Tuti segera kembali tersadar begitu mendengar suara Ethan lagi, “Ko dan Ci udah nungguin oppa di bawah untuk makan malam, apa oppa mau turun atau makanannya mau diantarkan kemari?”
“Sudah jam makan malam ya,” gumam Ethan melirik jam di layar laptopnya, “Aku akan turun setelah ganti pakaian dulu,” lanjut Ethan lagi yang masih belum berganti pakaian sejak dari Korea Selatan.
“Ah! Iya,” ucap Tuti namun tetap berdiri di depan kamar Ethan.
Ketika mendengar bahwa Ethan akan berganti pakaian, pikiran Tuti langsung ke mana-mana.
“Apakah Ethan oppa punya abs? Apakah sebentar lagi aku akan melihat tubuh oppa?”
“Hm.. apa ada lagi?” tanya Ethan karena Tuti hanya diam saja di depan kamarnya.
Tapi pikirannya segera kembali normal ketika mendengar suara Ethan, wajahnya seketika memerah karena malu telah memikirkan yang nggak-nggak
“Ah! Ng-Nggak ada lagi kok,” ucap Tuti kemudian langsung meraih gagang pintu kamar Ethan dan menutup pintunya kembali.
Sementara Ethan hanya menatap Tuti dengan bingung, dia lalu berdiri dan segera berganti pakaian.
***