Genius Wife & Superstar Husband

Fallen_Angel
Chapter #10

Chapter 10: Andrew (2)

Setelah mengamati Carolina selama 1 minggu, gue akhirnya sedikit mengetahui karakternya.

Carolina sepertinya memiliki sifat penyendiri, setiap kali ada yang ingin mengajak ngobrol dengannya, dia selalu menjawab seadanya saja dan sibuk memainkan handphonenya.

Dia juga jarang nongkrong di kantin kampus, dia selalu kembali ke indekosnya ketika sebuah kelas telah berakhir. Dia hanya diam di kampus ketika rentang kelas berikutnya hanya 30 menit sampai 1 jam. Lebih dari itu, dia pasti balik ke indekosnya.

Gue hanya sering menatapnya dari jauh karena sifatnya yang dingin dan selalu mengabaikan gue.

Sampai suatu ketika, sebuah kesempatan datang pada gue.

Dosen memberikan tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok.

Carolina yang sejak awal sudah memutuskan untuk menjadi mahasiswa kupu kupu* menjadi kesulitan akan hal itu. Gue pun langsung memanfaatkan hal tersebut dan mendekatinya.

(*Kuliah pulang kuliah pulang)

"Hei, kita satu kelompok, ya!" ucap gue tanpa tahu malu.

Carolina menatap gue sebentar, sebelum akhirnya mengangguk.

"Berarti kita tinggal cari 1 orang lagi nih," ucap gue sambil melihat sekeliling kelas.

"Kalian masih butuh orang gak? Gue boleh gabung?" tiba-tiba seorang wanita menghampiri kami. Dia berambut pendek dengan kulit kuning langsat, sangat kontras dengan Carolina yang berambut panjang dan kulit putih.

"Oke deh, lo Vera kan, ya?" tanya gue yang lupa-lupa ingat dengan namanya.

"Iya, lo Andrew kan?" jawabnya sambil tersenyum.

Gue mengangguk, terus mengalihkan perhatian gue lagi pada Carolina.

"Lo sabtu ada acara gak? Gimana kalo kerjainnya tugasnya sabtu aja di mekdi?" tanya gue mengusulkan.

"Aku gak bisa kalau hari sabtu," tolak Carolina. Apa jangan-jangan dia punya pacar, ya?

"Lo mau kencan, ya?" tanya Vera yang mewakili pertanyaan gue.

"Gak kok, lagi ada urusan aja. Gimana kalau besok?" tanya dia balik.

Gak apa dulu nih, gak mau kencan atau gak punya pacar?

Rasanya gue ingin menanyakan hal tersebut tapi gue berhasil untuk menahannya. Ntar dikira gue agresif lagi. Harus selow dong.

"Gue bisa aja sih," ucap Vera. Kini mereka berdua memandangi gue.

"Yaudah besok aja. Bagi nomor kalian dong, biar komunikasi kita enak," ucap gue mencari alasan. Carolina dan Vera langsung memberikan nomor mereka.

Smooth Andrew, smooth

Lihat selengkapnya