Suasana kembali menjadi hening antara Carolina dan Andrew. Carolina sesekali mencomot kentang goreng yang dia pesan, sementara Andrew hanya mengaduk-aduk minumannya, dia bahkan belum menyentuh chicken burger yang dia pesan sebelumnya.
“Ndrew, kayaknya aku balik ke hotel dulu deh. Kamu mau balik atau masih mau nunggu di sini?” Carolina tiba-tiba berdiri dari kursinya setelah menghabiskan coklat panas yang dia pesan sebelumnya. Kentang goreng yang dia pesan juga sudah habis.
“Sayang kan udah bayar mahal terus gak dihabisin,” pikirnya. Suasana saat ini benar-benar canggung, tapi Carolina berpikir akan sangat amat disayangkan jika dia tidak menghabiskan makanan dan minuman yang dia pesan.
“Aku kayaknya di sini dulu, deh,” ucap Andrew. Carolina hanya mengangguk kemudian mulai berjalan menyisir pantai.
Andrew menatap punggung Carolina yang perlahan-lahan mulai menjauh. Namun tiba-tiba wanita itu dihampiri oleh dua orang pria yang sepertinya adalah turis yang sedang berlibur dilihat dari wajah mereka yang seperti bule.
Andrew mulai berdiri dari tempat duduknya ketika melihat itu, berpikir bahwa kedua pria itu mungkin mengganggu Carolina.
Tapi tiba-tiba Carolina mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan sesuatu kepada dua pria itu, dia mendekatkan tubuhnya ke arah mereka dan seperti mengucapkan sesuatu sebelum akhirnya melanjutkan kembali perjalanannya.
Kedua pria itu tidak berkutik, terdiam kaku di tempat sebelum akhirnya tersadar dan pergi entah ke mana.
Andrew hanya menatap hal tersebut dengan tatapan bingung.
Sebenarnya, apa yang baru saja terjadi?
***
“Carol!” Carolina menoleh ketika namanya dipanggil. Suasana hatinya sedikit membaik ketika bertemu dengan dua pria yang melakukan catcalling pada dirinya.
Padahal dia hanya sedang berjalan di tepi pantai, tapi tiba-tiba dua pria itu mulai bersiul siul padanya.
Awalnya dia hanya membiarkan mereka saja, mengabaikan mereka dan bertingkah seperti biasanya, tapi tiba-tiba dua pria itu menjadi lebih berani dan mendekatinya.
Berani-beraninya mereka mencoba untuk melakukan catcalling padanya!
“Hei! Carol!” lamunan Carolina terhenti ketika mendengar namanya disebut. Dia menoleh ke arah asal suara dan melihat Riko dan Clara sedang mendekatinya.
“Andrew mana? Kok lo sendirian aja?” tanya Riko yang tidak melihat Andrew bersama Carolina.
“Dia lagi makan di situ, tiba-tiba aku sakit perut dan pengen balik ke hotel. Kunci kamarnya mana?” tanya Carolina yang tentu saja sudah menyiapkan sebuah alasan.
Tidak mungkin dia mengatakan bahwa suasana di antara dia dan Andrew telah menjadi terlalu canggung.
Lagi pula, dia ingin memberikan waktu bagi Andrew untuk sendirian.
“Nih, ngomong-ngomong, penampilan gue gimana? Gak terlalu vulgar gitu kan ya?” ucap Clara yang memakai atasan dari kain bali yang dibalut seperti wrap dress dan bawahannya juga memakai kain bali yang diikatkan di pinggangnya. Clara kemudian mulai berpose di depan Carolina.
Carolina menatap penampilan Clara sebentar kemudian mengacungkan jempolnya.