“Hei,” sapa Andrew ketika Riko datang mendekati mejanya.
“Yo,” ucap Riko mengulurkan tangannya, mengajak Andrew untuk melakukan tos. Sebelum akhirnya duduk di depan Andrew.
“Lo sendirian aja? Clara mana?” tanya Andrew yang hanya melihat Riko sendirian.
“Dikit lagi katanya dia nyusul. Tuh anak masih pengen main di air,” jawab Riko.
Suasana tiba-tiba kembali hening.
“Sepertinya lo gak berhasil ya? Atau gak jadi lagi?” tanya Riko tiba-tiba.
Andrew memang dekat dengan Riko dan Dion, tapi karena Dion sepertinya juga tertarik sama Carolina. Dia tidak pernah membicarakan hal itu. Tapi suatu ketika ketika dia dan Riko lagi nongkrong dan minum-minum karena Dion tak bisa datang. Dia tak sengaja membicarakan hal itu dengan Riko.
“Jadi kok. Tapi gak berhasil. Hah! Sudahlah! Ntar malem gue bisa minum sepuas-puasnya!” ucap Andrew yang terlihat sudah lebih baik.
Yang penting dia sudah mengutarakan perasaannya! Gak ada penyesalan lagi!
“Ya semangat! Ada kita-kita kok! Mungkin Carol lagi gak bisa aja. Lo kan tau sendiri dia misterius banget,” ucap Riko mencoba menghibur. Andrew yang hanya tersenyum mendengarnya.
“Lo sendiri gimana? Kayaknya gue perhatiin jadi lebih dekat deh sama Clara,” tanya Andrew balik. Riko memang belum pernah cerita kalo dia ada sesuatu sama Clara, dan Andrew tiba-tiba penasaran tentang apa sebenarnya yang terjadi dengan mereka berdua.
“Biasa aja kok! Dia masih sibuk dengan plastik-plastiknya, sementara gue sibuk dengan dunia gue sendiri,” ucap Riko.
Andrew hanya mengangguk ketika mendengar hal itu. Selama mengenal Riko, pria itu selalu jujur dengan apa yang dia katakan dan tak pernah mencoba untuk bersikap malu-malu akan perasaannya.
Jadi Andrew yakin Riko memang tidak ada perasaan untuk Clara, atau mungkin dia belum menyadarinya aja.
“Kalau gitu gue balik hotel dulu, ya!” ucap Andrew setelah menghabiskan makanan dan minuman yang dia pesan kemudian menuju memanggil pelayan untuk membayar makanannya.
Riko yang sedang memainkan handphonenya mengangguk. Dia juga memutuskan untuk memesan minuman ketika pelayan yang dipanggil Andrew datang.
Sebelum berpisah dengan Clara, dia sudah bilang ke wanita itu akan menunggunya di sini. Kalo dia hanya numpang duduk tanpa memesan sesuatu, malu dong!
***
“Ahh, akhirnya sampai,” pikir Carolina yang melemparkan dirinya ke tempat tidur hotel.
Hari ini terasa panjang baginya, mulai dari pengakuan Andrew dan perlakuan dua pria yang melakukan catcalling padanya. Tapi dia sama sekali tidak menyesal, jika dia diam saja di indekos, mungkin dia tidak akan merasakan pengalaman seperti ini.
Knock… Knock…
Baru saja Carolina ingin memejamkan matanya, terdengar sebuah ketukan dari pintu kamar hotel.
Dia membukanya dan mendapati Vera yang berdiri di depan pintu.
Carolina tidak mengatakan apa-apa dan langsung kembali tiduran di tempat tidur hotel.
“Yang lain mana?” tanya Vera yang melihat hanya Carolina yang berada di dalam kamar.
“Dion masih belum balik, yang lainnya masih di pantai,” jawab Carolina kemudian mengeluarkan handphonenya untuk membaca manga seperti biasanya.