“Aku duluan, ya!” ucap Carolina ketika telah selesai menghabiskan makanannya. Dia bahkan tidak menunggu respon teman-temannya dan langsung berjalan menuju kembali ke kamar.
Setelah mengetahui bahwa Andrew yang melakukan hal itu padanya, Carolina merasa muak untuk berlama-lama duduk bersama pria itu, apalagi dia harus tetap tersenyum untuk menjaga image yang selama ini dia buat selama masa perkuliahan.
Wanita yang selalu tersenyum, baik, dan tidak pernah marah.
Carolina sebenarnya merasa lelah, tapi dia takut kejadian yang sama terulang lagi.
Sementara itu, Ethan yang sejak tadi memperhatikan wanita itu hanya bisa tersenyum.
“Sepertinya dia sudah tidak tahan untuk berlama-lama di situ,” pikir Ethan.
20 menit! Wanita itu menahannya selama 20 menit!
“Tuan Ethan,” panggil Agung tiba-tiba. Ethan yang larut dalam pikirannya menoleh.
“Habis ini tuan mau jalan-jalan atau kembali ke kamar?” tanya Agung. Kalau bosnya ingin jalan-jalan, dia sudah menyiapkan perjalanan yang mungkin akan cocok dengan selera anak itu.
“Kita gak langsung ke bandara, ya?” tanya Ethan.
“Ehem, kan waktu itu aku udah bilang kalau penerbangan kita ke jakarta nanti jam 7 malam,” ucap Agung yang sengaja mengatur penerbangannya seperti itu karena berpikir bosnya ingin jalan-jalan dulu di Bali sebelum akhirnya kembali ke rumah.
“Aku gak butuh untuk jalan-jalan. Majukan saja penerbangannya, cari yang sebelum jam 12 siang biar kita gak kena biaya saat kita check out dari hotel,”
“Ba-Baik tuan, akan segera aku lakukan,” ucap Agung.
“Apa gue bakal dinilai gak becus, ya? Mudah-mudahan aja nggak deh!” batin Agung dan langsung segera mencari penerbangan tercepat.
“Tuan Ethan, penerbangannya sudah aku majukan ke jam 11:30,” ucap Agung.
“Oke, kalau begitu aku tunggu kamu 30 menit lagi di lobby, ya!” ucap Ethan setelah melihat jam di layar handphonenya.
***
“Hei! Udah pada balik?” sapa Dion ketika Carolina memasuki kamar hotel.
“Ah nggak kok! Cuma aku aja, yang lainnya masih makan,” ucap Carolina dan langsung menjatuhkan dirinya di tempat tidur.
“Apa kamu baik-baik saja?” tanya Dion.
“Hah? Iya, aku baik-baik aja kok! Kenapa emang?” tanya Carolina sambil tersenyum.
Dion hanya menggeleng dan melanjutkan memakai jam tangannya.
“Oh iya Di, maaf ya, tapi kayaknya aku mager nih buat jalan-jalan, hehe,”
“Oke, istirahat aja dulu kalau gitu,” ucap Dion sambil tersenyum sebelum akhirnya keluar dari kamar. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada wanita itu tadi malam, tapi semoga wanita itu hanya butuh istirahat karena tidak tidur di tempat tidur.
“Makasih,” ucap Carolina dan mulai memejamkan matanya.
***