“Jadi di sini kantor perusahaan papa,” pikir Ethan ketika akhirnya tiba di kantor NamTech. Ethan memandang gedung kantor itu yang sepertinya memiliki banyak lantai dari dalam mobilnya sebelum akhirnya dia keluar dan berjalan memasuki kantor itu.
Di depan kantor, ada seorang yang mengenakan satpam sedang berdiri, ketika melihat Ethan yang seperti akan memasuki kantor, dia memberikan salam
“Selamat pagi, Pak” sapa satpam kantor yang berada di depan kantor sambil tersenyum ramah..
“Selamat pagi, pak,” balas Ethan sambil tersenyum mengangguk dan melangkahkan kakinya memasuki kantor.
Mbak resepsionis bangkit berdiri dari tempat duduknya ketika melihat ada seseorang yang mengenakan setelan jas memasuki kantor, dari pengalamannya yang sudah berapa tahun menjadi resepsionis bisa mengetahui bahwa orang itu adalah orang yang penting.
“Selamat pagi, pak,” ucapnya sambil tersenyum.
“Selamat pagi,” balas Ethan sambil tersenyum dan berjalan terus menuju ke arah lift. Kata papanya ruangannya berada di lantai 6. Dia memencet kedua tombol lift disitu tapi sepertinya dua-duanya sedang menuju ke lantai atas.
Sambil menunggu, Ethan memutuskan untuk melihat-lihat area disekitarnya dan pandangannya jatuh ke seorang wanita yang memakai jas almamater sebuah kampus.
“Bukankah dia wanita yang di Bali?” pikir Ethan yang mengingat wajah wanita itu. Ethan kemudian memutuskan untuk menghampirinya.
“Dia kayaknya lagi sibuk, deh. Apa gak usah, ya? Terus kalau udah bicara mau mengobrol apa? Oh ya, kalungnya kan masih ada padaku,” pikir Ethan setelah beberapa saat hanya diam berdiri di dekat Carolina yang sibuk dengan layar handphonenya.
“Permisi…” sapa Ethan sambil memegang pundak Carolina.
“Ya,” jawab jawab Carolina kemudian menoleh ke arah Ethan.
Ethan bisa melihat Carolina terkejut sebelum akhirnya dia memasang kembali ekspresi wajah yang sebelumnya.
“Dia mengenalku,” pikir Ethan sambil tersenyum senang karena wanita itu masih mengingatnya.
“Ada apa ya?” tanya Carolina.
“Apa kita pernah bertemu?” tanya Ethan yang tiba-tiba penasaran dengan jawaban Carolina. Sejak mengamati Carolina di restoran hotel di Bali, Ethan bisa menyimpulkan bahwa Carolina ingin menjaga image dan suka berpura-pura.
“Maaf, sepertinya salah orang,” jawab Carolina sambil tersenyum. Ethan langsung segera menyadari senyum itu. Itu adalah senyum palsu yang sering dia kenakan.
“Wah, ceritanya dia mau pura-pura gak kenal aku, ya?” pikir Ethan yang semakin tertarik dengan wanita itu.
“Pak Ethan!” Ethan baru saja akan melanjutkan kata-katanya, tapi tiba-tiba suara yang familiar terdengar dari belakangnya. Ethan kemudian berbalik dan melihat Agung berdiri di belakangnya.
Sejak mengetahui Ethan bisa berbahasa Indonesia, Agung sudah tidak menggunakan bahasa Inggris lagi dan menyapa Ethan dengan bahasa Indonesia
Ethan akhirnya memutuskan untuk melepaskan Carolina terlebih dahulu, dia bisa menanyakan nanti pada Agung untuk mencari tahu identitas Carolina.
“Halo,” sapa Ethan akhirnya dan berjalan mengikuti Agung menuju ke arah lift.
***