GERA

disasalma
Chapter #1

#1 GERA

Sepuluh menit yang lalu, pesawat yang Rania tunggangi mendarat dengan sempurna di Bandara Soekarno-Hatta. Sekarang gadis itu tengah berada di ruang tunggu sembari menunggu tantenya menjemput.

Ini kedua kalinya Rania berkunjung ke Jakarta selama tantenya memiliki keluarga di Ibu Kota Jakarta ini dan rencananya, Rania akan melanjutkan sekolahnya di sini. Satu sekolahan dengan sepupunya.

"Tante Marwah lama banget jemputnya," gumam Rania sambil menengok ke kanan dan ke kiri.

Tangannya memegang ponsel dan terus mengecek, apakah ada pesan dari tantenya atau tidak.

Rania meluruskan kedua kakinya secara tiba-tiba, membuat seseorang terjerembab di depannya. Laki-laki itu mengerang, mengundang fokus semua orang di sekitar—mengarah padanya.

"Eh maaf, maaf," ucap Rania merasa bersalah dan berjongkok di samping laki-laki yang jatuh beberapa saat tadi.

Laki-laki itu menoleh, mendapati wajah Rania yang putih bersih dengan sepasang iris mata cokelat yang indah. Membuat laki-laki itu terbius sesaat, hingga tertarik pada pandangan pertama.

"L-lo nggak pa-pa, kan? Gue bantu berdiri." Rania membantu laki-laki itu untuk berdiri dan juga mengambilkan ponselnya yang tergeletak tidak jauh dari tempat laki-laki yang tidak ia ketahui namanya itu jatuh.

"Gue nggak pa-pa. Thanks," ucap laki-laki itu. Rania membalas dengan sebuah anggukan.

"Hape lo," kata Rania sambil menyerahkan benda pipih yang tadi ia pungut. "Gue bener-bener nggak sengaja tadi, maaf ya?" ucarnya meminta.

"Santai aja, lagian gue nggak kenapa-kenapa. Gue juga salah, jalan sambil main hape," katanya.

Rania mengangguk dan mengulurkan tangannya membuat kerutan di kening laki-laki itu terlihat jelas.

"Nama gue Derania Shabrilla. Panggil aja Rania," ucap Rania memperkenalkan diri.

Sambil menerima uluran tangan laki-laki itu membalas, "Gesang Radito Granasta. Lo bisa panggil gue Gesang."

Rania mengangguk dan menarik tangannya.

Gesang, laki-laki itu segera mendekatkan ponselnya ke telinga saat ponselnya berdering pelan.

Sayup-sayup Rania mendengar, Gesang sudah ditunggu di parkiran.

"Gue duluan."

Gesang pergi, menyeret kopernya yang berada tidak jauh dari tempat Rania duduk. Saat Rania hendak kembali duduk, matanya terfokus pada sebuah benda berwarna hitam tergeletak di dekat kopernya. Dengan perlahan, Rania memungut benda itu.

Lihat selengkapnya